SUNGAILIAT, LASPELA — Masyarakat Kabupaten Bangka, khususnya umat Buddha sangat antusias dalam mengikuti Perayaan Dharmasanti Waisak 2567 Buddhis Era (BE)/ 2023 Masehi, di halaman Vihara Buddhis Svakha Kelurahan Surya Timur, Sungailiat, Minggu (18/6/2023).
Ketua panitia pelaksana, Indra Gautama Putra mengatakan, perayaan Dharmasanti Waisak ini merupakan komitmen bersama dan juga wujud sinergi dengan Pemerintah Daerah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.
Sehingga dirinya mengajak kepada seluruh umat beragama di Kabupaten Bangka untuk dapat menjaga kekompakan, solidaritas serta sinergitas.
“Mari kita jaga keharmonisan dan kekompakan ini agar sikap toleransi antar umat beragama khususnya di Kabupaten Bangka dapat lebih baik lagi kedepannya,” kata Indra.
Tak lupa, pihaknya juga mengapresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut, sehingga dapat terlaksana dengan aman dan lancar.
“Terimakasih kepada masyarakat, pemerintah daerah dan juga pihak-pihak lainnya yang telah mendukung kegiatan ini. Apalagi, pada perayaan Dharmasanti Waisak ini dihadiri langsung oleh pak wakil bupati dan juga pak ketua DPRD Bangka. Tentunya hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi kami,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bangka Syahbudin menyampaikan bahwa perayaan Dharmasanti Waisak yang diselenggarakan setiap tahunnya bukan hanya sebatas acara seremonial semata. Namun hal tersebut merupakan salah satu wujud positif dari keyakinan dan juga Dharma Bakti kepada Sakyamuni Buddha.
“Dalam perayaan kegiatan Dharmasanti Waisak kali ini mengandung arti dan tema Moderasi Umat Buddha, Bangkitkan Bangka yang Harmoni. Tepat sekali diterapkan di tengah-tengah kehidupan dewasa saat ini. Agar dapat memberikan kesempatan bagi umat Buddha maupun umat beragama lainnya untuk terus dapat melaksanakan agamanya dengan keyakinan masing-masing,” ujar Syahbudin.
Plt Bupati Bangka ini berharap, dengan adanya sikap bertoleransi antar umat beragama, maka akan terciptanya kerukunan hidup, terbangunnya suatu kedamaian khususnya bagi para pemeluk umat beragama, untuk dapat melaksanakan kegiatan ibadahnya masing-masing dengan aman dan nyaman.
“Moderasi beragama sebagai jalan bijak, memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahaman agama lebih terbuka dan terhadap perkembangan kehidupan. Sehingga hal tersebut dapat menjauhkan kita dari hidup ekstrem, bahkan adanya pemikiran primordialisme maupun intoleransi terhadap perbedaan,” pungkasnya.
Selain bazar UMKM, dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan pentas seni dari tiga tradisi yakni Tionghoa, Melayu dan Jawa, serta penampilan lainnya agar acara tersebut berlangsung meriah. (mah)