PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat setiap hari ada sekitar lima hingga sepuluh titik panas atau hot spot yang tersebar di Babel.
“Hal ini terjadi karna masih sering masyarakat melakukan aktivitas pembakaran lahan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Babel, Mikron Antariksa, Selasa (30/5/2023).
Bahkan Mikron menyebutkan, hot spot tersebut sempat terpantau hingga di 21 lokasi di wilayah Babel, tentu hal ini sangat mengkhawatirkan.
“Tentu hal ini jangan dibiarkan terus menerus akan sangat berbahaya. Maka itu kita mengajak seluruh stakeholder untuk sama-sama mencegah hal tersebut, kita juga telah menyiapkan langkah-langkah guna mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Babel ini,” ujarnya.
Menurutnya, memang ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya jumlah titik panas pada saat ini, salah satunya yaitu masih banyaknya masyarakat yang melakukan pembukaan lahan dengan sistem pembakaran.
“Yang menjadi faktor utama pembakaran hutan untuk membuka lahan, bisa juga karena tidak terjadi apa-apa, hal ini hanya dikarenakan sesuatu seperti pantulan dari air, pasir, sangking panasnya (cuaca-red) dia memantulkan sehingga menjadi titik panas,” jelasnya.
Mikron menyampaikan, pihaknya akan membentuk satuan tugas pencegahan penanganan karhutla dan kekeringan.
“Kita akan melakukan monitoring manajemen hingga sampai ke tingkat desa. Selain itu kita juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat memberikan edukasi tentang bahayanya pembakaran lahan ini,” tuturnya.
Selain itu, Mikron menambahkan pihaknya juga akan melibatkan seluruh masyarakat di lokasi, termasuk aparat penegak hukum untuk melakukan penindakan dan penegakan hukum
“Bahkan kesiapan yang di lapangan untuk mengatasi kekeringan kita sudah menginventarisir berapa jumlah lumbung yang ada di Babel, dan kita akan memanfaatkan berapa jumlah kolong dan lain-lain untuk dijadikan sumber air lain apabila terjadi kekeringan,” tutupnya.(chu)