Simulasi Penanggulangan Bencana, Mikron: Budaya Sadar Kebencanaan Dimulai Sejak Dini

PANGKALPINANG, LASPELA – Kepala pelaksana harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung (Babel), Mikron Antariksa menegaskan, pentingnya budaya sadar kebencanaan yang dimulai sejak dini untuk mengantisipasi penanggulangan bencana.

Ia mengatakan, penanggulangan bencana harus dilakukan secara terpadu, secara sistematis, dan Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) tahun 2020-2044 harus dilaksanakan dengan penuh komitmen, penuh tanggung jawab, semua tahapan harus dilaksanakan secara disiplin dan konsisten.

“Kita (BPBD Babel-red) harus terus berbenah diri  diberbagai sektor yakni budaya kerja BPBD harus siaga, harus antisipatif, harus responsif dan adaptif, orientasi pada pencegahan harus diutamakan, infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana harus terus ditingkatkan, dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat,” ungkapnya, disela simulasi penanggulangan bencana di Fox Harris hotel Pangkalpinang, Senin (29/5/2023).

Selain itu, BNPB juga harus aktif mengajak seluruh aparat pemerintah, pusat maupun daerah, agar semua program pembangunan harus berorientasi pada tangguh bencana serta bangun sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan, terutama di daerah-daerah rawan bencana ini.

“Edukasi kebencanaan, budaya sadar kebencanaan harus dimulai sejak dini, dari setiap individu-individu, dari keluarga, dari komunitas, sekolah, sampai lingkungan masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, bila perlu gali berbagai kearifan lokal yang ada di masyarakat. Latih masyarakat untuk tanggap menghadapi bencana.

“Lakukan latihan simulasi setiap saat, jangan menunggu sampai datang bencana,” tuturnya.

Mikron berterima kasih atas dukungan
Badan Penanggulangan  Bencana Nasional (BNPB) Republik Indonesia dan juga simulasi yang digelar tersebut, kegiatan  ini dianggap penting karena mengingat daerah Kepulauan ini sebagai daerah penghasil timah jadi sangat rentan terjadinya banjir.

“Terimakasih kepada BNPB RI beserta jajaran serta  BPBD di seluruh Provinsi Babel atas dedikasi, atas kerja kerasnya, dalam membantu masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dalam menghadapi berbagai bencana alam, dan juga dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ucapnya.

Sementara itu, Widyaiswara Utama BNPB RI, Bagus Tjahjono menyampaikan dalam sambutanya bahwa respon suatu daerah terhadap suatu bencana tergantung dari pelatihan, sosilaisasi dan edukasi yang diberikn sebelumnya.

“Tentunya kami berharap melalui sosialisasi ini langkah-langkah yang di ambil oleh BNPB RI dalam penanggulangan bencana khususnya banjir dapat di sikapi dengan baik dan dapat berguna bagi Indonesia termasuk Bangka Belitung,” ujarnya.

Dikatakan Bagus, secara luas Indonesia termasuk 35 negara yang paling rawan risiko bencana di dunia dengan Risiko kerugiannya juga sangat besar, baik dalam jumlah korban maupun kerugian material.

“Termasuk daerah Provinsi Babel ini juga sangat rawan sekali akan bencana khususnya banjir, karna mengingat Babel ini merupakan daerah penghasil timah,” katanya.

Dia menambahkan, Indonesia harus menjadi bangsa yang tangguh terhadap bencana, edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat harus rutin diberikan, baik itu pencegahan maupun penanganan bencana banjir.

“Daerah pun harus mampu menyerap berbagai edukasi dan pelatihan yag di berikan oleh pusat sehingga bisa di implementasikan dengan baik,” tutupnya.

Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh 23 undangan yang terdiri dari TNI/POLRI, beberapa OPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan perwakilan media lokal ini menghadirkan Bapak Bayu Pradana selaku kabid penyelenggara pusdiklat BNPB RI.

Adapun yang menjadi nara sumber, yaitu dari BNPB RI  Bagus Tjahjono selaku Widyaiswara Utama BNPB RI dan Kasi Ops Korem 045/garuda Jaya, Kol.Inf. Diantoro.(chu)