Komisi III DPRD Basel Sebut Laut Rias Masuk Kawasan Wisata dan Wilayah Tangkap Ikan, Bukan Penambangan

Anggota Komisi III DPRD Basel, Berry Febrianto

TOBOALI, LASPELA – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Berry Febrianto angkat suara ihwal penambangan di Laut Rias. Ditemui usai dialog terbuka bersama bupati Basel dan Fokompimda pada Selasa (29/5/2023), Berry mengungkapkan bahwa di daerah ini sudah beberapa kali terjadi konflik atas penolakan aktivitas penambangan timah di wilayah tangkap ikan nelayan tradisional.

“Terkait pertemuan kali ini, daerah ini sudah beberapa kali terjadi konflik artinya di daerah ini sudah tidak layak lagi untuk di tambang, pertama ini kawasan wisata, kedua di sini spot wilayah tangkap ikan nelayan tradisional dan jika dipaksa untuk menambang di sini akan kembali menimbulkan konflik terus menerus,” ungkap Berry.

Hari ini, kata dia muncul lagi peristiwa yang sama dan sebagai wakil rakyat pihaknya ingin Basel kondusif dan tidak terjadi konflik. “Kegiatan apapun apabila banyak mudarat daripada syafaatnya kita minta untuk dihentikan hakikat berdirinya kabupaten ini untuk mensejahterakan rakyat,” ujarnya.

Ia menyebutkan, sebagai wakil rakyat kalau itu menyengsarakan rakyat dan menyebabkan konflik DPRD akan mendukung rakyat sepenuhnya. “Kalau rakyat tidak setuju kami juga tidak setuju,” sebutnya.

Berry juga menekankan kepada pihak terkait untuk tidak menarik diri, jangan sampai ada pertumpahan darah yang pernah terjadi beberapa tahun lalu. “Kepada pihak terkait jangan sampai pertumpahan darah seperti beberapa tahun lalu. Karena tidak mungkin akan menimbulkan konflik dan pertumpahan darah dan ini yang tidak kami inginkan,” tuturnya.

“Aspirasi ini akan kita tindak lanjuti bagaimana kami akan datang ke PT Timah bila perlu 25 anggota DPRD bersatu akan kembali lagi ke PT Timah untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi saat ini,” tambahnya.

Ia juga meminta kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan aktivitas penambangan timah di Laut Rias jangan memaksa kehendak dan keegoisan. Apabila masyarakat tidak mendukun,  maka harus sadar diri.

“Kepada perusahaan-perusahaan jangan memaksa kehendak, ketika masyarakat tidak beri dukungan mereka harus menyadari. Untuk itu kita minta kepada perusahaan-perusahaan yang terkait penambangan ini untuk menarik diri ketika bentrok dengan masyarakat karena kita tidak ingin daerah ini bentrok terus,” pintanya.

Menurut Berry, sebagai wakil rakyat DPRD selalu mendapat opini yang jelek di mata masyarakat. “Kami jelek di mata masyarakat, kami disebutkan tutup mata dan telinga padahal kami selalu bersama rakyat dan tidak ada kepentingan politik tapi kepentingan rakyat banyak,” pungkasnya. (Pra)