Firdaus Sedih di Hari Jadi ke-20 Bangka Barat, Berharap Presidum Lebih Diperhatikan 

Firdaus

MENTOK, LASPELA – Momentum perayaan Hari Jadi Kabupaten Bangka Barat (Babar) menyisakan kesedihan bagi Firdaus. Ia terlihat menangis saat dimintai tanggapan usai menghadiri Rapat Paripurna Istimewa tentang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Kabupaten Babar tahun 2023, di Gedung DPRD Babar, Rabu (24/5/2023).

Nada bicaranya sempat terbata-bata saat berbicara tentang kondisi Babar di hari spesialnya ini. Firdaus mengaku sedih lantaran banyaknya tokoh presidum pembentukan (pemekaran) Kabupaten Babar yang tak hadir dalam rapat paripurna tersebut.

“Sedih dan terharu, karena rekan-rekan presidum, beberapa sudah tidak ada (meninggal dunia), yang masih hidup padahal cukup banyak pun tidak hadir. Tentu ada sesuatu, saya merasa janggal banyak yang lebih senior dari saya tidak hadir. Mungkin di antara mereka kurang dihargai,” ucapnya.

Dia menilai, memang perhatian pemda terhadap presidum sejauh ini sangat minim. Bukan di era pemerintahan saat ini saja, melainkan sudah dari masa ke masa. Ia harap Pemkab Babar dapat mencontoh provinsi dan kabupaten lain yang memberikan perhatian lebih pada para presidium pembentukan daerah.

“Karena mereka punya tonggak, bukan hanya ide, tapi kawan-kawan khususnya etnis Tionghoa banyak menghabiskan dana berkorban dalam pembentukan kabupaten ini. Jadi mereka perlu juga dilibatkan, salah satunya Kiki Pasadena, presidum kita, tidak ada saya lihat hari ini,” katanya.

Ia menyebut, presidum dan anggota pembentukan Babar mencapai 50 orang lebih, yang masih hidup sekitar 40 orang. Akan tetapi undangan yang disampaikan panitia hanya untuk 7 orang saja. Ini sangat ia sesali, terlebih saat membersamai pejabat daerah saat prosesi pemotongan tumpeng.

“Masih banyak yang lebih layak dari saya dipanggil ke sana, makanya saya banyak nunduk tadi. Saya hadir di sini hanya tidak mau hilang dari sejarah saja. Saya harap pemerintah ke depan lebih menghargai jasa presidum dan seluruh tokoh pembentukan kabupaten kita ini,” ungkapnya. (Oka)