PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memetakan kabupaten/kota berpotensi kekeringan dan kebakaran hutan, dampak fenomena El Nino yang diprediksi puncaknya pada bulan Agustus dan September 2023 mendatang.
“Pemetaan ini dengan tujuan untuk meminimalisasi bencana alam yang terjadi di Babel, sehingga perlu adanya persiapan dan kesiapan yang matang dalam menangani fenomena El Nino ini,” kata Kalakhar BPBD Babel, Mikron Antariksa, Selasa (23/5/2023).
Mikron menjelaskan, fenomena El Nino menyebabkan cuaca kering karena adanya pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal di bagian Samudera Pasifik Tengah.
“Jadi pada saat fenomena El Nino bisa berdampak pada dua bencana, yakni kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan,” ucapnya.
Dia menyebutkan, BMKG telah memprediksi fenomena El Nino berdampak di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Babel. Oleh karenanya, BPBD memetakan daerah-daerah terdampak fenomena El Nino.
Mikron mengatakan, pihaknya akan melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan, antara lain membuat simulasi penanganan bencana alam.
“Kita akan melakukan simulasi, saat ini cuaca di Babel masih ekstrem karena masih ada hujan lebat. Umumnya, Mei dan Juni sudah memasuki musim kemarau, tetapi sampai detik ini masih ada hujan,” jelasnya.
Awal Juni 2023, pihaknya akan membuat simulasi banjir dan pada pertengahan Juni melakukan simulasi penanganan karhutla.
“Tentu kami berharap upaya-upaya dan persiapan yang matang bisa meminimalisasi berbagai dampak kebencanaan, baik angin kencang, puting beliung, dan kekeringan di provinsi kepulauan ini, karena saat ini Kota Pangkalpinang, Bangka, dan Belitung berpotensi terjadi angin puting beliung, namun demikian seluruh masyarakat untuk selalu waspada, karena bencana ini bisa terjadi kapan dan di mana saja,” tutupnya.(chu)