Warga Desa Airbara Geger, Penjual Lauk Keliling Ngaku Dua Kali Diganggu Pocong

Foto: Ilustrasi penampakan Pocong

AIRGEGAS, LASPELA – Seorang penjual lauk pauk keliling, Isna warga Desa Airbara, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengaku melihat penampakan pocong pada Senin (22/5/2023) dini hari. Tak ayal, kabar penampakan diduga makhlus halus ini menggegerkan warga setempat.

Kepala Desa (Kades) Airbara, Mukhlis Insan saat dihubungi media ini melalui pesan singkat WhatsApp membenarkan ada warganya yang melihat penampakan pocong. Dia menyebutkan, kejadian itu sudah dua kali dialami Isna di pekan yang sama.

“Iya benar, saya tanya langsung ke orang yang bersangkutan membenarkan kalau dirinya melihat pocong. Menurut pengakuan Isna, saat itu ia sedang dalam perjalanan ke rumah adiknya yang tidak jauh dari kediamannya Senin subuh,” kata Mukhlis, Senin (22/5/2023).

Menurut Mukhlis, dari keterangan Isna saat itu ia mau ke rumah adiknya untuk memasak lauk pauk yang mau dijual ke pasar Desa Airbara. Ia juga sempat membawa pisang untuk dimakan di rumah adiknya itu.

“Isna dan adiknya Arisa memang berjualan lauk pauk di kampung, baik online juga jual di pasar,” sebutnya.

Ketika dalam perjalanan ke rumah adiknya, lanjut dia, Isna merasa motor yang ia kendarai terasa berat. Saat melihat dari kaca sipion motornya ternyata ada penampakan pocong yang ia boncengi.

“Seketika Isna ini syok dan menjatuhkan motornya ke tengah jalan dan berlari minta bantuan ke rumah adiknya karena tidak jauh dari tempat kejadian tanpa beralaskan sendal,” ungkapnya.

Mendengar kabar itu, Mukhlis akan berkonsultasi dengan tokoh agama dan masyarakat untuk menindaklanjuti.

“Saya akan minta solusi dan konsultasi dengan tokoh agama, tokoh adat dan masyarakat menanggapi hal tersebut,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat Desa Airbara untuk tidak panik atas kejadian itu, kendati penampakan pocong itu sudah tiga kali menampakkan wujudnya sejak pertama di bulan Maret.

“Masyarakat jangan panik. Kita konsultasi dengan tokoh agama dulu untuk mengambil sikap,” imbaunya. (Pra)