PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) memberikan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pengawas metode blended leaening angkatan I yang akan berlangsung selama 3 bulan.
“Ada 40 pejabat eselon IV di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang yang mengikuti pelatihan ini. Ini merupakan tahap untuk ke level yang lebih tinggi lagi,” ujar Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Suganda Pandapotan Pasaribu usai membuka Diklat tersebut, Selasa (2/5/2023).
Suganda mengatakan, melalui pelatihan inilah Pemprov Babel berupaya melahirkan SDM yang potensial agar siap mengemban tugas dan amanah sebagai pemimpin baru yang mampu menciptakan inovasi-inovasi baru.
“Mereka akan menjadi pemimpin baru sebagai agen perubahan yang tadinya belum ada, bisa ada sehingga lebih inovatif dan berkolaborasi dengan semua stakeholder yang ada. Mari kita rapatkan barisan,” ucapnya.
Suganda menyebutkan, dengan mengikuti diklat ini para ASN juga siap untuk mengemban jabatan yang lebih tinggi sehingga pelayanan ke masyarakat akan semakin baik karena diklat ini materinya hanya ada 4 kurikulum, fokus pasa kepemimpinan dan bela negara.
“Materi lebih menekankan kepemimpinan dan pelayanan. Diklat seperti ini dapat mengarahkan ASN untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara sehingga tidak ada ASN yang ikut berpolitik karena ASN harus menjadi pemersatu bangsa,” jelasnya.
Sementara Kepala BKPSDM Babel Susanti menerangkan, proses pelatihan ini diharapkan agar peserta menjadi pemimpin yang memiliki potensi kepemimpinan kinerja sebagai kompetensi manajerial untuk menjamin rasanya akuntabilitas jabatan pengawas dan memiliki kemampuan memimpin pelaksanaan kegiatan dalam memberikan pelayanan publik sesuai SOP dan terselenggaranya peningkatan kinerja secara berkesinambungan.
“Selain itu pelatihan ini juga sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi dalam meraih prestasi baik dari sikap maupun perilaku meliputi moral yang baik dedikasi dan mobilitas terhadap tugas organisasi kemampuan menjaga reputasi diri dan instansinya serta jasmani dan rohani yang sehat,” tuturnya.
Oleh karena itu harapannya, seluruh peserta yang mengikuti pelatihan ini tidak hanya memahami apa yang terjadi tupoksinya, tetapi juga memahami strategi dan aplikasi di setiap program serta bisa mengaktifkan strategi dan implikasinya terhadap setiap tugas.
“Dengan pemahaman yang baik, strategi sangat membantu kita untuk menghasilkan kebijakan untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Pemimpin harus mempunyai strategi yang inovatif dalam menjalankan amanahnya,” tutupnya.(chu)