banner 728x90

Memasuki Masa Panen, Petani Rias Dibuat Waswas Serangan Hama Potong Leher dan Sundeb

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

TOBOALI, LASPELA – Para petani padi Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung saat ini harap-harap cemas. Pasalnya, para petani dibuat kelabakan dengan munculnya serangan jamur sehingga mengakibatkan penyakit padi potong leher atau blas.

Ancaman jamur tersebut mengancam gagalnya panen padi yang tidak lama lagi berlangsung, sebab tanaman padi yang diserang penyakit potong leher tersebut dapat menyebabkan hasil produksi padi menurun bahkan sampai gagal panen.

banner 325x300

Salah satu petani Tatok (53) warga Trans Dusun SPA, Rias mengungkapkan, saat ini para petani dikeluhkan padi mereka yang sudah memasuki masa panen terserang jamur yang biasa disebut padi potong leher atau blas.

“Biasanya, akibat terserang potong leher yang disebabkan oleh jamur ini, hampir dipastikan hasil panen menjadi turun drastis,” kata Tatok, Minggu (16/4/2023).

Ia mengatakan, guna mencegah meluasnya hama tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh para petani dengan melakukan penyemprotan racun inseksida anti serangga.

“Ya, kalau masalah racun ini sebenarnya kami juga masih bingung, kadang-kadang kami pakai racun jenis insektisida ini guna menjaga agar tidak meluas. Meskipun ada yang berkurang tetapi kalau yang sudah kena potong leher ya tetap kena,” ungkapnya.

Menurut Tatok, jika tidak terserang hama maupun penyakit dalam 1 petak sawah di sini bisa menghasilkan 30 karung.

“Tetapi, kalau kondisi seperti ini sekeceng-kencengnya itu 15 karung, 10 karung bahkan 7 karung dalam 1 petaknya, karena saya juga pernah mengalami hal itu,” ujarnya.

Diakui Toto, selain terserang padi potong leher, petani juga sering mendapatkan penyakit lainnya seperti sundeb.

“Jadi serangan potong leher dan sundeb ini memang sudah setiap panen pasti ada terjadi, bahkan panen ini saja punya teman kita boleh dikatakan itu gagal panen karena hampir semuanya kena itu,” terangnya.

Ia berharap, ke depan penyakit ini bisa segera dideteksi secepatnya, sehingga ada racun yang betul-betul dapat mengatasi itu, dan petani tidak gagal panen.

“Kami juga saat ini sedang difasilitasi oleh dinas pertanian sekitar 40 orang untuk mengikuti sekolah SL pembuatan racun organik untuk menanggulangi penyakit potong leher dan sundeb ini,” pungkasnya. (Pra)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version