banner 728x90

Rusydi Sulaiman: Manusia Tak Memiliki Otoritas Atas Lailatul Qadar

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

 

SUNGAILIAT, LASPELA — Tak ada seorang pun yang memiliki otoritas untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Pasalnya, Lailatul Qadar akan didapatkan oleh seseorang pasca penguatan dirinya dan pasti atas kehendak Allah Swt terhadap orang-orang yang dikehendaki-Nya.

banner 325x300

Hal demikian dikatakan oleh Ketua Bidang Fatwa dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bangka Belitung, Rusydi Sulaiman, Selasa (11/4/2023).

“Seseorang tidak memiliki otoritas sama sekali bahwa ia akan mendapatkan Lailatul Qadar atau tidak. Apalagi, ia mengklaim akan mendapatkannya sedangkan orang lain tidak demikian,” kata Rusydi.

Ulama sekaligus akademisi lulusan Pondok Pesantren Gontor Ponorogo dan Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini mengatakan, banyak sekali yang berjibaku secara spiritual sepanjang Ramadan untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Bila tidak, mereka akan terus berusaha di tahun-tahun berikutnya.

“Artinya, Lailatul Qadar merupakan titik tolak dalam melangkah pasti. Malam kemuliaan tersebut memberikan sentuhan tersendiri bagi manusia untuk menjadi lebih baik, lebih berperadaban (civilized people),” terangnya.

Ia mengatakan, untuk mendapatkan Lailatul Qadar setiap hamba dituntut untuk melakukan mujahadah (Berjuang dengan sungguh-sungguh) dalam keseharian hidupnya dan melekatkan dirinya dengan suluk bagaikan para sufi, terlebih di bulan Ramadan.

Sementara itu, terkait dengan waktu datangnya malam Lailatul Qadar, ia menyebutkan ada tiga pendapat. Pertama, sebagian besar ulama menyepakati bahwa Lailatul Qadar datang dalam 10 hari terakhir Ramadan.

Kedua, kata Rusydi, sebagian ulama menyebutkan pada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan. Dan ketiga, sebagian sahabat nabi dan Ubay bin Ka’ab pada malam ke 27 bulan Ramadan.

“Bahkan pendapat lain ada yang membatasi malam tertentu tentang kedatangan malam Lailatul Qadar,” tutupnya. (mah)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version