banner 728x90

Budayawan Babel Beberkan Filosofi Lempah Kuning, Tak Sekedar Lezat Dinikmati Ternyata Menyimpan Banyak Makna

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA — Siapa yang tak kenal lempah kuning, kuliner istimewa khas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini selalu menjadi menu andalan masyarakat. Lempah kuning yang sudah dikenal turun temurun ini ternyata memiliki filosofi yang belum banyak diketahui.

Budayawan Babel, Akhmad Elvian membeberkan makna lempah kuning yang bukan sekedar nama dan dikenal dengan rasa kuah asam, pedas dan berwarna kuning semata.

banner 325x300

“Lempah kuning bukan hanya rasa, tapi lebih ke gastronomi, mulai dari bagaimana meracik bumbu lempah kuning, historis, filosofis, apa manfaat, dan bagaimana menghidangkan, serta kapan baiknya dikonsumsi,” kata Elvian, disela berbuka puasa bersama di Warung Lempah Kuning Muara Bang Obi dan Yuk Ria, di Muara Pelabuhan Pangkal Balam, Pangkalpinang, Jum’at (7/4/2023).

Ia menyebutkan, lempah kuning berasal dari kata lem dan pah, lem memiliki arti merekatkan atau menggabungkan, sedangkan pah diambil dari rempah-rempah. Ini tentu merujuk dari bumbu lempah kuning yang berasal dari rempah-rempah, seperti kunyit, laos, cabai, terasi dan garam.

“Jadi lempah itu berarti masakan yang menyatukan atau merekatkan rempah-rempah, di Babel ada lempah darat, lempah kuning, bermacam intinya ekspresi budaya Bangka terkait makanan,” ujarnya.

Lempah kuning memiliki filosofis, sebagai makanan keluarga yang harus dihidangkan dalam suasana hangat.

“Lempah kuning tidak bisa dipanaskan berkali-kali seperti rendang, dia harus disajikan hangat panas dan sekali makan, itu merupakan simbol kehangatan keluarga,” imbuh Elvian.

Dalam budaya Bangka, sambung Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pangkalpinang itu ada aturan budaya makan dan duduk bersama, dan hidangan yang paling tepat adalah lempah kuning, dimakan bersama keluarga, menghirup kuah bersama dan sambil bercengkrama.

“Itu memiliki nilai budaya cicik tegem ambus yang artinya segala macam permusuhan lari atau hilang kalau kita makan bersama,” ulasnya.

Tak heran jika lempah kuning memiliki kenangan yang membekas dan menarik orang untuk kembali datang menikmati lempah kuning.

Elvian mengapresiasi, Bang Obi yang mengemas lempah kuning dengan menarik dan cita rasa khas Lepar Pongok Bangka Selatan (Basel) yang terkenal enak dan lezat di Lempah Kuning Muara. Ia berharap, bisa menjadi kuliner khas Babel yang diburu banyak konsumen.

“Salah satunya lempah kuning Muara ini, dengan rasa yang khas, perpaduan kuah yang asam, pedas, gurih dan segarnya ikan atau seafood akan menambah rasa tersendiri di lidah konsumen, dan cocok disantap bersama-sama,” pungkasnya.

Owner Lempah Kuning Muara, Obi berharap, lempah kuning yang disajikan di warungnya memiliki cita rasa tersendiri bagi masyarakat, selalu dikangenin sehingga pembeli selalu kembali lagi dan lagi.

“Racikan lempah kuning Muara ini khas dan memiliki rasa yang tak bisa dilupakan, kami menyajikannya dengan penuh rasa cinta ditambah dengan suasana yang nyaman dan santai,” ujarnya.

Ia berharap, lempah kuning menjadi menu favorit masyarakat, tak hanya di Babel tetapi juga bisa mendunia. Ia pun ingin tetap konsisten melestarikan budaya dan kuliner khas Babel yang dituangkan dalam semangkuk lempah kuning yang memberikan semangat dan kelezatan istimewa.(yak)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version