PANGKALPINANG, LASPELA – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin mengaku tak menyangka, kasus pembunuhan melibatkan anak terjadi di Babel. Ia menduga, pelaku yang juga dikatagorikan masih berstatus anak atau dibawah umur itu dipengaruhi oleh informasi yang menyesatkan.
“Saya gak terbayang di Bangka Belitung ada kejadian seperti itu, baru dapat informasi dari pak Kapolda, ada masalah begitu,” ujar Ridwan usai meresmikan Perpustakaan Umum Daerah Pemprov, Rabu (15/3/2023).
“Di media massa kita mengikuti, dari Polda juga, ada pembunuhan anak kecil, delapan tahun, di sebuah tempat perkebunan kelapa sawit, kita belum mengetahui percis motifnya apa,” lanjutnya.
Ridwan berharap jangan sampai masyarakat jadi korban kemajuan teknologi, kemajuan ekonomi dengan adanya perkebunan kelapa sawit dan masyarakat yang terisolir, sehingga tidak termonitor, tiba-tiba ada kejadian seperti ini.
“Ini menjadi perang asimetri, masyarakat harus mendapatkan informasi yang bagus, yang menyehatkan, jadi pikiran kita lurus dan tidak bengkok,” ulas Ridwan.
Di era keterbukaan informasi yang tanpa batas ini, Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI ini merasa timbul perang asimetris yakni metode peperangan gaya baru secara nirmiliter (non militer) tetapi daya hancurnya tidak kalah bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada perang militer, yang harus menjadi perhatian bersama.
“Hal-hal seperti ini, kita sedang berada pada tataran asimetris itu, dan pemerintah serta masyarakat yang akalnya sehat ini harus memenangkan perang asimetris itu,” ujarnya.
Karena ini menjadi kekhawatiran dimana kemajuan teknologi dan penyebaran informasi yang berlangsung pesat saat ini menjadi penyebab terjadi kasus pembunuhan yang sedang menjadi sorotan publik di Babel ini.
“Tapi saya menduga kuat pelaku terpengaruh oleh informasi-informasi menyesatkan sehingga melakukan tindakan yang selama ini, ketika saya kecil di sini tak pernah terbayangkan peristiwa ini terjadi,” ungkapnya.
Ia pun turut prihatin dan berduka, atas kasus yang terjadi dan menimpa warga Babel, bocah berusia 8 tahun menjadi korban pembunuhan sadis dengan pelaku yang masih berusia 17 tahun, bahkan berada dalam lingkungan yang sama.
Bocah berinisial H yang dilaporkan hilang, ditemukan mengenaskan di Perkebunan Sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3 PT BPL Desa Ibul, Simpangteritip, Bangka Barat, pada Kamis (9/3/2023). Saat ditemukan setelah hilang lima hari, kondisi H mengenaskan, dengan kaki dan tangan terikat serta organ dalam hilang. Pelaku, yang diketahui masih berada dalam satu lingkungan yang sama dengan H berhasil ditangkap tadi malam, dan saat ini masih didalami motif dibalik kebengisannya menghabisi nyawa bocah perempuan tersebut. (chu)