SUNGAILIAT, LASPELA — Peringatan Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day 2023 menjadi momentum untuk mengkampanyekan pentingnya menjaga kesehatan ginjal.
Pasalnya, tidak hanya berdampak terhadap kondisi fisik bagi si penderita, tetapi juga akan berdampak luas hingga merambah kondisi lainnya di kehidupan. Termasuk secara finansial, sosial, hingga kemampuan produktifitas penderita yang bersangkutan, semuanya akan terganggu secara sangat signifikan.
Demikian disampaikan oleh Ketua Biro Hukum Pembinaan dan Perlindungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bangka, dr Mario Gregorius, Kamis (9/3/2023).
“Peringatan hari ginjal sedunia ini merupakan kampanye kesehatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan ginjal. Karena jika kita sudah terkena, pengobatannya menjadi sangat sulit. Oleh karena itu, kampanye ini kami ingin menekankan bahwa sebaiknya kita mulai melakukan pencegahan sebelum ini terjadi, karena itu akan jauh lebih baik,” kata dr Mario.
Dikatakannya, berdasarkan laporan dari pihak BPJS, dana yang dikeluarkan untuk menangani pasien yang mengalami kerusakan ginjal mencapai Rp1,9 triliun setiap tahunnya.
“Sangat besar, itu berada dalam urutan ke-empat. Pertama itu jantung, kemudian kanker, struk dan yang keempat penyakit ginjal ini,” ujar Mario.
Sebagai antisipasi dini, ia mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, mencukupi kebutuhan air dalam tubuh, pilih makanan yang benar-benar sehat.
“Serta memperhatikan juga tekanan darah, tidak merokok, jangan minum alkohol, serta menjaga berat badan agar tetap ideal,” imbaunya.
Dilansir dari beberapa sumber, penyakit ginjal dibagi menjadi lima stadium. Dimana pada tahap awal penyakit ginjal ini sudah ada kerusakan walaupun belum signifikan.
Sementara pada tahapan akhir atau paling parah penyakit ginjal yakni stadium 5. Pada kondisi ini ginjal penderita sudah tidak berfungsi atau masuk tahap gagal ginjal. (mah)