PANGKALPINANG, LASPELA – Sepanjang tahun 2022 penurunan kinerja pertambangan dan penggalian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sejalan dengan harga timah dunia telah turun hingga 33 persen secara point-to-point dan permintaan global yang melambat.
“Lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar 2,65 persen(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,06 persen (yoy),” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Babel, Faturachman.
Ekspor luar negeri tercatat mengalami kontraksi sebesar 24,97 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 15,51 persen (yoy).
“Penurunan eskpor luar negeri tertahan oleh turunnya ekspor komoditas timah yang memiliki kontribusi sebesar 86 persen terhadap total ekspor Babel,” katanya.
Disampaikan Faturachman, dari sisi stabilitas sistem keuangan, laju konsumsi masyarakat yang meningkat tercermin dari membaiknya pertumbuhan kredit konsumsi ditengah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Kredit konsumsi di Babel meningkat dari 2,49 persen (yoy) di triwulan III 2022 menjadi 3,10 persen (yoy) di triwulan IV 2022. Sementara itu, DPK perorangan tercatat tumbuh positif sebesar 2,83 persen (yoy), meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,23 persen (yoy).
“Peningkatan kinerja industri pengolahan utamanya ditopang oleh industri logam dasar dan industri makanan dan minuman, salah satunya CPO dan produk turunannya yang mengalami peningkatan produksi,” jelasnya.
Dia menyebutkan, dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada tahun 2022 tumbuh sebesar 4,40 persen (yoy).
“Hasil survei konsumen Bank Indonesia pada triwulan IV 2022 juga menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian kedepan (Indeks Ekspektasi Konsumen) berada di level optimis sebesar 132,11 persen,” tuturnya.
Faturachman menambahkan, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung diperkirakan akan terus berlanjut pada 2023, meskipun terdapat potensi normalisasi harga timah yang akan menahan laju lebih lanjut.
Untuk itu, kedepan Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi serta mendorong Pemda dan mitra strategis lainnya memperkuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru antara lain di sektor pertanian, pariwisata, hilirisasi/industrialisasi komoditas unggulan Babel yang lebih sustainable, termasuk pemberdayaan sektor UMKM, dan penguatan digitalisasi daerah.
“Selain itu, BI juga akan terus memperkuat sinergi dengan Pemda dalam implementasi program-program pengendalian inflasi daerah sehingga angka inflasi Babel dapat semakin terkendali dan diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi di 2023,” tutupnya.(chu)