Sekali Donor, Mesin Aferesis Telan Biaya Rp3 Juta

SUNGAILIAT, LASPELA — Meski dinilai efektif, mesin Aferesis yang dimiliki Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangka ternyata memakan biaya operasional yang cukup besar.

Pasalnya, untuk sekali donor darah saja, pengoperasian alat tersebut harus menelan biaya hingga Rp3 juta.

“Alat ini dipakai untuk sisi kemanusiaannya. Memang sekali mengoperasionalkan alat ini, kami membutuhkan biaya sebesar Rp
3 juta,” kata Kepala Bidang Unit Donor Darah PMI Bangka, dr Egha, Rabu (4/1/2023).

Sehingga, pihaknya memaklumi apabila pihak rumah sakit melakukan langkah perhitungan untuk mengklaim ke pihak BPJS kesehatan.

Selain itu, Direktur RS Eko Maulana Ali Belinyu ini juga mengatakan bahwa pengoperasian alat tersebut belum berjalan maksimal, lantaran masih adanya kendala-kendala yang ditemui.

“Ada teknis – teknisnya. Seperti tubuh pendonor tidak boleh banyak bergerak dan posisi tangan harus sering meremas-remas membentuk bulatan, itu kan capek juga untuk pendonornya. Kalau banyak gerak ya gagal dan kami harus rugi Rp3 juta. Tapi itu sudah resikonya,” jelasnya.

Terlebih lagi pelayanan listrik saat ini belum memadai dan sering byar pet (menyala dan padam berulang-ulang). Sehingga tekhnis melakukan donor darah trombosit sering mengalami kegagalan.

“Kita memiliki genset tapi untuk saat ini memang belum diinstal. Rencananya kita install setelah ruangan sudah siap. Sat ini  masih menggunakan listrik. Sering terjadi ketika dilakukan donor darah, listriknya mati. Memang alat ini bisa dioperasikan selama 30 menit tanpa listrik selama saya tersimpan. Hanya saja, listrik itu suka padam ketika moment pertama proses donor. Sehingga gagal dan harus menunggu 12 jam untuk merecharge alat,” bebernya.

Ke depannya, Egha berharap alat Aferesis yang saat ini merupakan alat satu satunya fasilitas donor darah trombosit di Pulau Bangka dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan trombosit.

“Kami memohon support dari berbagai pihak agar ke depan PMI Bangka dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di Bangka untuk kebutuhan trombosit. Kalau pernah dengar donor plasma ini dia alatnya. Semoga ke depan dapat melayani lebih baik lagi,” harap Egha.(mah)