Wacana Geser Aktivitas Menambang ke Bertani dan Nelayan oleh Pj Gubernur Babel Tuai Kontra

TOBOALI, LASPELA – Pernyataan Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin yang mewancanakan kegiatan dominan masyarakat Babel dari menambang ke bertani dan nelayan, menuai polemik di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Bangka Selatan (Basel).

Beragam komentar dilayangkan masyarakat Basel terkait pernyataan yang dilontarkan Ridwan Djamaluddin yang juga menjabat Dirjen Minerba Kementerian ESDM sewaktu kunjungan kerja ke Toboali, Basel, Senin (19/12/2022) lalu.

Wakil rakyat dari Fraksi PKS DPRD Basel, Musani, mempertanyakan apa yang disampaikan Pj Gubernur Babel itu.

“Yang saya ingin tanyakan disini apa langkah kongkrit Pemprov Babel dalam menggeser ekonomi pertambangan ke pertanian dan perikanan. Karena fakta di lapangan, penggerak utama ekonomi masyarakat masih didominasi dari sektor pertambangan,” ungkap Musani, Minggu (18/12/2022) kemarin.

Menurut Musani, pergeseran ekonomi dari pertambangan ke pertanian dan perikanan tidak cukup dengan hanya menyalurkan bantuan bibit atau alat tangkap ikan saja.

Pasalnya, tambang yang beroperasi baik secara legal dan ilegal ini tetap menjamur di Provinsi Babel.

“Bukannya tidak mendukung, untuk menggeser ekonomi dari tambang timah. Cuma ini saya rasa tidak cukup, kalau tambang tetap ada dan dibiarkan beraktivitas, tapi perlu langkah kongkrit lainnya,” ujarnya.

Sebagai contoh, di Sumatera Selatan (Sumsel), ada pemerintah kabupaten, eksekutif dan legislatifnya secara kompak dan tegas melarang aktivitas tambang di darat yang akan merusak lingkungan. Dialihkan ke sektor jasa dan pertanian, perikanan, perkebunan, perdagangan.

“Kalau tidak salah itu di Banyuasin, baik bupati dan ketua dewan secara kompak menzerokan wilayah mereka dari aktivitas tambang ke sektor budidaya udang galah. Kalau mau ini berlaku di Babel, jangan hanya berantas yang ilegal saja, tapi legal juga,” tandas Musani. (Pra)