329 Anak di Kabupaten Bangka Terkena Stunting

SUNGAILIAT, LASPELA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka mencatat tingkat prevalensi stunting usia di bawah lima tahun (balita) pada tahun 2022 sebesar 1,34 persen atau 329 anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dr Then Suyanti mengatakan, angka tersebut berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) hasil penimbangan anak pada Agustus 2022.

“Untuk balita kasus stunting ada 329 anak. Sedangkan untuk baduta (bayi dua tahun) sebesar 1,43 persen, angka ini berdasarkan data EPPGBM hasil penimbangan Agustus 2022,” kata Then, Jumat (2/12/2022).

Untuk menekan angka stunting, ia mengatakan telah melakukan sejumlah upaya seperti memberi asupan makanan tambahan bagi ibu hamil, dan lainnya.

“Kami  menjalankan intervensi gizi, termasuk memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik dan balita kurang gizi, guna menurunkan angka kasus stunting di desa-desa lokus penanganan stunting,” jelas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka, Nurita menyebut ada tiga desa zero stunting meliputi Desa Saing, Maras Senang dan Desa Rukam.

Sedangkan delapan desa lainnya seperti Desa Nenang, Mendo, Cengkong Abang, Penagan, Air Duren, Kota Kapur, Rinding Panjang dan Desa Gunung Muda masih ditemukan stunting dengan angka sebaran kasus yang beragam.

“Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat termasuk peran swasta bersama-sama bertekad membantu dalam percepatan penurunan stunting, karena kasus ini tidak dapat hanya ditangani sepihak,” ujarnya.

Pihaknya juga memperkuat kerjasama dan koordinasi dengan berbagai sektor terkait, baik antar lembaga maupun organisasi dan mitra kerja potensial.

“Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan stunting, dimana BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana di Indonesia. BKKBN mendapatkan mandat baru, yaitu menurunkan angka kekerdilan di Indonesia dari 27,67 persen pada tahun 2019 menjadi 14,00 persen pada tahun 2024,” tandasnya. (mah)