PANGKALPINANG, LASPELA – Investor asing Xinyi Glass Holdings Limited yang berasal dari Negeri Tirai Bambu ini rencananya akan berinvestasi di Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Perusahaan swasta di Republik Rakyat Tiongkok ini bergerak di bidang produksi kaca float, kaca mobil, dan kaca konstruksi akan menginvestasikan senilai 6-7 Miliar Dolar AS untuk mendirikan pabrik kaca dan panel surya, di mana bahan baku utamanya adalah pasir kuarsa.
Sebagai bukti keseriusan, Chief Executive Officer (CEO) dari pihak perusahaan tersebut akan datang ke Belitung pada tanggal 4 Desember mendatang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Babel, Darlan mengatakan, rencananya, pabrik pengolahan pasir kuarsa itu akan dibangun di wilayah Suge, Kabupaten Belitung.
“Xinyi Group ini akan melakukan hilirisasi di Babel yakni pasir kuarsa untuk menjadi kaca, termasuk energi terbarukan,” ujarnya, di Pangkalpinang, Kamis (24/11/2022).
Ia menjelaskan, dengan adanya investasi seperti itu, akan membuka lapangan pekerjaan baru, perputaran ekonomi, meningkatkannya pertumbuhan ekonomi, ekspor akan meningkat bahkan uang yang berputar di daerah akan meningkatkan.
“Namun, hilirisasi pertambangan, termasuk energi terbarukan solar sell. Rencananya jadi. Cuma Penanaman Modal Asing (PMA) ini izinnya di Kementerian Investasi/BKPM,” ucapnya.
Terkait tenaga kerja, ia menyebutkan, ada di Undang-undang tenaga kerja paling tidak 30 persen dari tenaga kerja lokal.
“Tetapi pekerja lokal harus meningkatkan skil dan kompetensinya,” jelasnya.
Ditempat terpisah, Penjabat (Pj) Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin menyambut baik ihwal adanya rencana investasi tersebut karena akan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Babel.
“Kami (Pemprov Babel-red) selalu mendukung setiap rencana investasi yang dilakukan, namun tetap mengikuti setiap mekanisme dan regulasi yang berlaku demi kelancaran dan kenyamanan kerjasama investasi,” ucapnya.
Ridwan menyebutkan, semangat hilirisasi industri yang sering digaungkan pemerintah demi meraih pendapatan berlebih dari pemberian nilai tambah di produk industri dan menciptakan lapangan pekerjaan.
“Ini merupakan semangat hilirisasi, karena selama ini ketika timah ditambang, pasir kuarsanya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Dan jika ini terlaksana, ini menjadi investasi penanaman modal asing yang sangat besar di Indonesia,” tutup Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI ini.(chu)