BANGKA, LASPELA – PT Timah Tbk menyerahkan paket makanan tambahan bagi anak-anak yang mengalami stunting di Lingkungan Nelayan 2, Kelurahan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Selasa (22/11/2022).
Pemberian makanan tambahan ini merupakan upaya PT Timah untuk membantu penanganan stunting di wilayah tersebut. Dengan paket makanan tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi anak-anak.
Bantuan ini diserahkan langsung oleh PT Timah Tbk kepada lima anak yang mengalami stunting didampingi Sekertaris Lurah Sungailiat serta Pengurus Poskesdes Nelayan 2.
Sekertaris Lurah Sungailiat Masykur Sudrajat
mengatakan, angka penderita stunting di Kelurahan Sungailiat terbilang kecil sekali. Namun hal tersebut tetap menjadi perhatian mereka untuk mengentaskan stunting tersebut.
“Salah satu faktor yang menyebabkan stunting ini adalah pernikahan di usia muda, maka akan berdampak ke sang anak. Yakni dengan pertumbuhan sang anak menurun dan juga secara timbangan berat badan pun sangat rendah. Atau dapat dikatakan tingkat pertumbuhannya itu tidak seimbang dengan usia anak pada umumnya,” katanya.
Menurutnya, bantuan ini sejalan dengan program Pemerintah dalam mengentaskan permasalahan stunting.
“Untuk di Kelurahan Sungailiat ini ada sekitar 1,02 persen yang anak – anak yang mengalami stunting, atau sekitar 5 orang,” katanya.
Ia berharap dapat terus berkolaborasi bersama PT Timah T melakukan berbagai program untuk mengedukasi masyarkat tentang kesehatan.
“Kami berharap PT Timah akan terus mendukung kami dalam mengentaskan stunting ini agar Kelurahan Sungailiat bisa bebas dari stunting. Selain itu juga tetap berkolaboratif dibidang kesehatan ini, seperti penanganan lingkungan kumuh dan bersama – sama memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu Ida Leman selaku Bidan yang bertugas di Poskesdes Nelayan 2 juga mengungkapkan jika bantuan dari PT Timah Tbk ini sangat membantu.
Menurutnya, Puskesmas juga telah memberikan bantuan program seperti pemberian makanan tambahan. Dengan kuantitas satu anak mendapatkan tiga kotak makanan tambahan berupa biskuit.
“Bantuan dari PT Timah ini sangat membantu, karena memang anak yang mengalami stunting berasal dari keluarga yang ekonominya menengah kebawah. Jadi program – program seperti ini sangat membantu mereka untuk meningkatkan pertumbuhan anak – anak tersebut,” ujar Ida.
Dirinya juga berharap kepada PT Timah Tbk untuk dapat terus memberikan perhatian kepada masyarakat, baik berupa edukasi dan juga wawasan tentang stunting agar dapat mengurangi risiko stunting pada anak.
Ia menjelaskan, stunting itu merupakan gagal tumbuh, yang berarti adanya gangguan dari masa pertumbuhan dan juga perkembangannya. Itu sangat berdampak dari sanitasi yang ada dilingkungannya, baik berupa sanitasi dan juga air bersih yang ada.
“Yang kami pantau pada saat di Posyandu itu berupa, umur bayi dengan masa pertumbuhannya tersebut sesuai atau tidak. Selain itu kami lihat perkembangan lainnya, apakah ada keterlambatan atau tidak, maka jika terjadi, itu dapat dikategorikan stunting,” katanya.
Sementara itu Nurhayati (20), salah satu orang tua bayi yang mengalami stunting menjelaskan jika selama ini sang anak selama ini mengalami stunting dikarenakan kurangnya nafsu makan.
“Anak saya ini kurang nafsu makannya, tapi kalau minum susu itu baru mau kalau takaran susunya itu kental. Dalam satu bulan anak saya dapat menghabiskan 3 hingga 4 kotak susu,” sambungnya.
Menurutnya, Ia telah membawa anak-anak berobat secara medis dan alternatif. Ia bersyukur saat ini kondisi anaknya sudah mulai membaik dan anaknya sudah mulai aktif.
“Cuma susu bubuk saja yang ia konsumsi, sementara untuk Air Susu Ibu (ASI), anak saya sama sekali tidak mau meminumnya,” ujar Nurhayati. (ril/chu)