PANGKALPINANG, LASPELA – Mekanisme pengelolaan sampah menjadi energi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang dicanangkan PLN memakai proses peuyeumusasi atau dengan cara fermentasi sampah, sebelum menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik.
Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi PLN,
Syarif Hidayat mengatakan, proses fermentasi atau pengolahan sampah ini tidak memakan terlalu waktu lama.
“Mekanisme dari pengolahan ini sampah
tidak terlalu lama dan sampah baru kita olah dengan refused derived fuel (RDF) atau solid recovered fuel (SRF) dan rencananya akan kita kombinasikan dengan batu bara,” katanya, Kamis (20/10/2022).
Ia membeberkan, pertama sampah dibongkar terlebih dahulu lalu lanjut peuyeumusasi jika proses tersebut berhasil maka jumlahnya akan susut dan digiling..
“Setelah itu serbuk yang dihasilkan itulah yang akan dicampur dengan batu bara,” ujarnya.
Untuk jenis sampah, sampah organik memang lebih bagus, tapi sampah plastik pun bisa diolah asalkan tidak terlalu banyak.
“Ini pilot project kita, mudah-mudahan ini berhasil dan cocok untuk PLTU di Bangka Belitung,” imbuhnya.
Dari 5 ton sampah yang diolah akan susut sebesar 50 hingga 60 persennya, hasil itulah yang akan dikombinasikan dengan batu bara.
” Jadi dihasilkan 2,5 ton hingga 3 ton dari 5 ton itu,” tambah Syarif.
PT. PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung (Babel) melalui UPK Unit Pembangkit Kelistrikan Air Anyir akan mengelola sampah menjadi energi bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pangkalpinang. Kerjasama ini tentunya berdampak baik terutama terhadap sampah yang menggunung di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Kota Pangkalpinang.(dnd)