JAKARTA, LASPELA — PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) mencatat nilai barang resi gudang tertinggi sejak berdiri tahun 2008. Di tahun 2022 sampai dengan kuartal III nilai barang yang masuk dalam resi gudang mencapai Rp 1,040 Triliun, atau meningkat 277% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 yaitu senilai Rp 385,4 Miliar.
Pertumbuhan nilai barang ini ditopang resi gudang komoditas gula dengan senilai Rp449 miliar dan timah dengan senilai Rp437 miliar.
Pertumbuhan positif juga terjadi di nilai pembiayaan resi gudang, dimana di tahun 2022 sampai dengan kuartal III nilai pembiayaan mencapai Rp 759,7 milliar. Nilai pembiayaan ini meningkat 353% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dimana nilai pembiayaan resi gudang mencapai Rp215,1 miliar.
Sementara, dari sisi jumlah registrasi, tahun 2022 sampai kuartal III terjadi koreksi dari 481 RG di periode yang sama tahun 2021 menjadi 463 RG. Adapun dari sisi jumlah komoditas, di tahun 2022 sampai dengan kuartal III komoditas yang masuk ke resi gudang mencapai 13 komoditas, sedangkan di kuartal III 2021 jumlah komoditas yang masuk RG mencapai 14 komoditas.
Dari sisi volume barang, di tahun 2022 sampai dengan kuartal III tercatat volume sebanyak 49,429,830 kg, meningkat 498 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebanyak 9,932,704 Kg.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi mengatakan, pencapaian nilai resi gudang diatas 1 triliun ini merupakan angka tertinggi sejak resi gudang mulai berjalan di tahun 2008.
“Hal ini tentunya merupakan hal yang positif dalam pengembangan sistem resi gudang di Indonesia. Melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia, kami optimis kedepan pemanfaatan resi gudang akan terus tumbuh,” kata Fajar, dalam siaran tertulisnya.
“Kuncinya adalah sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk terus menerus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat resi gudang,” sambungnya.
Ia menambahkan, KBI sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, selain menyiapkan sistem registrasi juga akan terus melakukan berbagai upaya untuk pengembangan resi gudang dalam bentuk program edukasi serta literasi, baik kepada para pemilik komoditas, kalangan bisnis, perbankan serta masyarakat luas.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Widiastuti mengatakan, Bappebti sangat mengapresiasi para pemangku kepentingan di ekosistem resi gudang ini, sehingga di kuartal III tahun 2022 ini nilai barang di resi gudang bisa melampaui 1 Triliun.
“Tentunya kedepan masih banyak pekerjaan rumah bagi semua pihak di ekosistem ini untuk terus meningkatkan pemanfaatan resi gudang,” ujarnya.
Sebagai regulator, tambah Widiastuti, Bappebti akan terus mengajak dan memberi ruang tidak hanya kepada pemilik komoditas, tapi juga bagi pemilik gudang, kalangan usaha dan juga sektor perbankan / lembaga pembiyaaan untuk secara bersama-sama meningkatkan pemanfaatan resi gudang.
Terkait Sistem Resi Gudang, Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No 14 tahun 2021 yang merupakan perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No 33 tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, teh, rumput laut, gambir, timah, gula Kristal putih, kedelai serta ayam karkas beku. (chu/rill)