PANGKALPINANG, LASPELA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memberikan bantuan teknis pelatihan budidaya cabai kepada Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelompok Wanita Tani (KWT) dan pondok pesantren, dalam rangka gerakan nasional pengendalian inflasi pangan di Bangka Belitung.
Gerakan ini merupakan gerakan komitmen bersama pemerintah dan TPID untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
Ekonom Fungsi Perumusan Kekda Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Hastomo Ardy mengatakan, bimbingan teknis ini juga dilakukan untuk meningkatkan kompetensi para kelompok penerima bantuan budidaya cabai serta untuk memitigasi kendala pada implementasi program tersebut.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum dalam bersinergi menjaga ketahanan pasokan secara berkesinambungan, meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas ketahanan pangan,” ujarnya.
Untuk menekan inflasi pada komoditas cabai merah, Bank Indonesia mendukung program Gerakan Tanam (Gertam) Cabai yang dilakukan secara nasional, di Bangka Belitung.
Gerakan tanam Cabai dilakukan pada 2 Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan 4 Kelompok Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Pangkalpinang, 5 Pondok Pesantren di Bangka Belitung, Lahan Cabai di Kabupaten Bangka, dan Kelompok Tani di Kabupaten Bangka Tengah dengan total 77.000 benih cabai.
“Harapannya, dengan adanya Gerakan Tanam Cabai ini dapat meningkatkan supply/pasokan cabai serta mendukung terkendalinya ekspektasi terhadap kenaikan harga cabai di Kepulauan Bangka Belitung,” tuturnya.
Disampaikan Hastomo, pada bimbingan teknis budidaya cabai ini, akan dijelaskan mengenai budidaya cabai dengan pupuk organik yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat menekan biaya produksi yang sangat rendah bagi petani/masyarakat, hasil pertanian yang ramah lingkungan dan aman untuk konsumsi masyarakat.
“Selain itu juga untuk menjaga kelestarian alam dengan mengurangi bahan kimia untuk pertanian yang berkelanjutan, serta efisiensi waktu karena proses fermentasi yang sangat singkat dibandingkan dengan decomposer lain pada umumnya, dengan hasil yang optimal,” jelasnya.
Sementara, Asisten III Pemerintah Kota Pangkalpinang, Agusfendi mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkat pengetahuan bagi petani tentang tatacara penanaman cabai ramah lingkungan, tentu diharapkan dapat memberikan kontribusi penghasilan bagi petani, mengingat harga cabai terus bertahan, bahkan menjadi
pemicu inflasi di daerah.
“Diharapkan para petani akan lebih sejahtera dengan bertanam cabai ramah lingkungan ini. Manfaatkan pekarangan atau halaman yang kosong dengan menanami cabai ini, setidaknya dapat membantu kebutuhan cabai sebagai konsumsi rumah tangga yang cenderung meningkat,” ujarnya.
Ia berharap melalui Bank Indonesia Perwakilan Bangka Belitung menjadi langkah awal para petani lebih bersemangat lagi dan lebih berkembang lagi produksi
pertanian khususnya cabai dengan pendekatan ramah lingkungan ini, sehingga dapat meningkatkan penghasilan bagi kehidupan keluarganya.
“Kami (Pemkot Pangkalpinang) ucapkan terima kasih kepada BI Perwakilan Bangka Belitung yang telah membantu petani dengan program Bantuan
Teknis Perawatan Budidaya Cabai Ramah Lingkungan, semoga ini langkah awal yg sudah diperbuat dapat bermanfaat dan dapat memberi
nilai tambah bagi petani,” tutupnya.(chu)