Tak Ambil Pusing Soal Mutasi, Ridwan: Bukan Kompetisi Kasak-Kusuk Didalam

* Kinerja Buruk Dievaluasi

BELITUNG, LASPELA – Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin enggan merespon terkait gonjang ganjing mutasi ASN di lingkungan Pemprov Babel. Ia tak ambil pusing dengan berbagai isu mutasi dan orang-orang yang dianggap “rezim lama”.

Ia menegaskan bahwa dirinya harus menentukan prioritas selama dirinya menjadi Penjabat Gubernur.

Demikian disampaikannya saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Pantai Tanjung Kelayang Desa Keciput, Sijuk Belitung. Menurutnya ada prioritas yang harus menjadi perhatian.

Bahkan, tandasnya untuk melakukan pergantian pejabat atau mutasi, harus melalui proses yang panjang ke Kementerian terkait.

“Saya kira jelas. Jangan energi kita dihabiskan hanya untuk gonta-ganti pejabat ASN. Saya memperhatikan, yang kinerjanya buruk kita evaluasi. Bukannya gonta-ganti pejabat ASN. Lagipula untuk melakukan mutasi, saya harus atas ijin menteri. Dan itu proses yang panjang,” katanya.

Kendati demikian, Dirjen Minerba Kementerian ESDM itu tetap melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap ASN yang kinerjanya buruk.

“Kenapa harus menguras energi kita untuk hal seperti itu. Tapi jika kinerja buruk, kita akan tetap evaluasi. Begitu saja,” jelasnya.

Dirinya juga memberi tanggapan soal celotehan seputar para ASN yang disebut-sebut orang-orang dari “rezim lama”. Menurutnya hal tersebut juga bukan merupakan sesuatu yang harus diresponnya.

“ASN itu tegak lurus ya dengan pimpinan di atasnya. Jadi soal isu yang mengatakan bahwa ini pak orang-orangnya rezim lama, menurut saya sah-sah saja kalau misalnya Pak Erzaldi dulu, menempatkan orang-orang dia di berbagai posisi, sah-sah saja, atas tujuan kepentingan agar pemerintahannya berjalan,” ujarnya.

Ridwan menyebutkan, orientasinya saat ini adalah menyelamatkan generasi muda yang menjadi potensi bangsa. Bukan sibuk gonta-ganti pejabat.

“Jadi sudah lah, bagi saya yang penting adalah memperhatikan generasi muda, karena mereka adalah aset daerah dan aset bangsa. Itu lebih penting untuk kita perhatikan. Mindset saya bukan politik praktis, tapi politik bernegara, jadi kompetisinya ke luar bukan kompetisi kasak kusuk di dalam,” urainya.

“Jadi jelas, kalau kita mau maju, kompetisinya keluar, bukan ke dalam,” tegasnya.(chu)