Dinas Koperasi dan UKM Babel Latih Pelaku UMKM Bikin Minyak Atsiri Lada

PANGKALPINANG, LASPELA – Dinas Koperasi dan UKM Bangka Belitung (Babel) menggelar pelatihan pembuatan minyak atsiri lada, katu putih dan nilam kepada 60 pelaku UMKM yang ada di Babel, 29 Agustus hingga 31 Agustus 2022.

“Pelatihan ini merupakan hasil dari penelitian yang dikembangkan oleh pihak FMIPA UGM. Beberapa waktu lalu, Tim ini sudah meneliti untuk mengembangkan minyak atsiri lada,” kata Kadis Koperasi dan UKM Babel, Yulizar Adnan saat pada kegiatan pelatihan pembuatan minyak atsiri lada, katu putih dan nilam, di Hotel Sun Pangkalpinang, Senin (29/08/22).

Ia mengatakan, FMIPA UGM meneliti lada untuk dikembangkan menjadi minyak atsiri lada.

“Kita berkolaborasi dengan FMIPA UGM ini, dimana minyak atsiri lada ini kita dorong agar dikembangkan kepada masyarakat,” ujarnya.

Yulizar menyebutkan, potensi pasar minyak atsiri lada sudah ada bahwa produksi minyak atsiri ini sudah dilirik perusahaan nasional. Perusahan nasional tersebut sudah survei untuk melihat hasil produksi minyak atsiri lada yang dibuat oleh pengrajin di Babel.

“Pangsa pasarnya sudah ada ya, karena produksi mintak atsiri ini sudah dilirik perusahaan nasional. Mereka sudah survei ke Babel untuk melihat minyak atsiri yang disuling oleh para pengrajin di Babel,” sebutnya.

Terkait pelatihan, Sekda Babel, Naziarto mengajak agar peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh agar transfer ilmu dari para pakar teknologi TTG dari UGM ini dapat diimplementasikan dilapangan.

“Kita bersyukur tim FMIPA UGM mau berbagi dan melatih kita. Mereka pakar dan mau datang untuk berikan pelatihan. Jadi sayang sekali jika tidak dapat mengikutinya dengan benar dan baik agar kedepan kita memiliki daya saing yang tinggi,” ujarnya.

Naziarto juga meminta Dinas KUKM Babel untuk terus mengembangkan potensi SDA yang ada. Para peserta ini bisa mengembangkan kedalam kelompok-kelompok. Hal ini dilakukan agar pembinaan, pengembangan dan pemasarannya lebih mudah.

“Nanti kembangkan ini secara kelompok. Kita dorong orang lain bisa juga lakukan ini atau bila perlu dilakukan secara masal dimana kearifan lokal itu terjadi. Dengan demikian, mungkin pemerintah lebih mudah membina, mensupport bantuan kepada pelaku dan pangsa pasar lebih mudah diraih,” pintanya.(chu)