banner 728x90

Soal Tolak Pasien, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Basel Cecar Dokter dan Perawat RSUD

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

TOBOALI , LASPELA– Anggota DPRD Bangka Selatan dari fraksi Demokrat, Wendy melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD RSUD Bangka Selatan, Selasa, 23 Agustus 2022 siang.

Beberapa dokter dan perawat di Gedung IGD sempat dibuat panik dengan kedatangan wakil rakyat tersebut.

banner 325x300

Kedatangan Ketua Fraksi Demokrat ke RSUD menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat yang mengeluhkan tidak ada ketersediaan oksigen di RSUD untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

“Ada pemberitaan bahwa ada anak paskibraka pingsan di bawa ke RSUD tapi dari pihak RSUD dirujuk ke Klinik Bhakti Timah, yang jadi permasalahan karena oksigen tidak ada itu kan sangat anaeh lucu kan, RSUD rujuk pasien ke klinik,” kata Wendy, usai melakukan sidak, Selasa, 23 Agustus 2022.

Ia menjelaskan, dari hasil sidak tersebut, pihak RSUD mengakui kalau prosedur yang dijalankan tersebut tidak benar, sehingga pihak keluarga pasien merasa kecewa dengan pelayanan dari RSUD Bangka Selatan.

“Kalau dari hasil sidak memang dari pihak RSUD mengakui ada kesalahan prosedur, karena pasien belum turun dari mobil ambulans sudah diminta rujuk ke Klinik Bhakti Timah,” ujar dia.

Tak hanya itu, Wendy menyebutkan, pasien juga diperiksa dan di diagnosa saat masih di dalam mobil ambulans dan tidak lebih dulu masuk ke dalam IGD dengan alasan kuatir tidak adanya ketersediaan oksigen di RSUD.

“Pasien tidak diturunkan dulu dari mobil ambulans untuk diperiksa, tapi malahan pasien diperiksa dokter saat pasien masih di dalam mobil ambulans, alasannya kuatir tidak ada oksigen jika pasien diambil tindakan medis di IGD RSUD,” ungkap dia.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan RSUD Bangka Selatan, Miswati membenarkan jika tindakan medis yang dilakukan perawat RSUD Bangka Selatan tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Memang dalam prosedur pelayanan pasien kita memang salah, dari pihak RSUD harusnya pasien diperiksa dulu, cuma karena pemikiran dokter jaga saat itu pasien ini harus cepat penanganan medis maka dokter merujuk ke Klinik Bhakti Timah Toboali saja agar tidak terjadi apa-apa dengan pasien,” terang dia.

Hanya saja, ia berdalih tindakan yang diambil pihak RSUD karena tidak adanya obat untuk campuran nobulizer bagi pasien penderita asma.

“Sebenarnya bukan oksigen tidak ada, hanya saja ada kekuatiran dari dokter waktu pasien masuk, ada salah satu obat asma dalam campuran nobulizer tidak ada, mungkin pemikiran dokter lebih cepat tertangani maka diminta rujuk ke klinik,” kata dia.

Atas kejadian tersebut, kata dia pihaknya akan memanggil dokter dan perawat jaga yang menjalankan tugas tidak sesuai prosedur dan akan dilakukan evaluasi, serta akan melibatkan komite medik dan komite keperawatan untuk menentukan sikap.

“Kita akan memanggil dan evaluasi dokter dan perawat jaga, tapi karena pak Direktur RSUD tidak ada, maka kita belum bisa panggil tapi setelah ada pak Direktur akan kita panggil dan evaluasi. Akan kita panggil juga komite medik dan komite keperawatan kita akan duduk bersama dan diskusikan permasalahan ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari,” tandas dia. (Pra)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version