PANGKALPINANG, LASPELA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini inflasi menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah negara, tak terkecuali di Indonesia. Ia menegaskan untuk berhati-hati menyikapi hal ini.
Disampaikannya, bahwa inflasi Indonesia pada akhir Juli 2022 menembus level 4,94% secara year on year (yoy). Pada beberapa daerah di tanah air, inflasi melejit hingga di atas 8%, yakni Jambi 8,55%, Sumatera Barat 8,01%, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) 7,7%, Riau 7,04%, dan Aceh 6,97%.
Menyikapi hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin akan segera melaksanakan rapat dengan OPD-OPD terkait untuk memetakan permasalahan yang menyebabkan kenaikan inflasi di Babel. Ia menduga kenaikan inflasi yang terjadi di Babel disebabkan oleh kenaikan tiket pesawat, kenaikan harga komoditi pangan, serta faktor eksternal dan internal.
“Segera kita akan petakan masalahnya, tidak hanya kondisi riil pada tataran mikro, namun juga makro,” ungkapnya.
Di samping itu, seperti arahan Presiden, ia meminta kepada jajaranya agar tidak hanya melakukan rutinitas dan bekerja standar karena kondisi dunia sedang tidak normal. Ia juga mengatakan bahwa Presiden menyebut anggaran tidak terduga bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah inflasi di daerah. Penggunaan anggaran ini misalnya untuk menutup biaya transportasi yang mahal ketika harus mendatangkan barang-barang kebutuhan masyarakat dari daerah yang masih berharga murah.
“Nanti kita akan koordinasikan dengan Kemendagri untuk meminta arahan terkait anggaran tidak terduga agar bisa digunakan untuk menyelesaikan inflasi di daerah,” tutupnya.(chu)