SELASA pagi (14/6/2022) itu terlihat sangat cerah. Dalam perjalanan ke pusat kota, saya menyempatkan diri mampir ke stadion OROM yang terletak di kawasan Grasi, Sungailiat, Kabupaten Bangka. Ada pertandingan bulutangkis dan sepak bola dalam rangka POPDA tingkat Kabupaten Bangka di sana.
Anak saya yang bungsu, Sultan Syamil Maulana telah lebih dulu hadir di sana. Dia ikut memperkuat SLTP Negeri 2 Sungailiat di cabang bulutangkis.
Saat memasuki areal stadion itu, di bagian depan tertera tulisan OROM. Olah Raga Obat Masyarakat.
Saya jadi tertarik untuk mendalami OROM ini. Siapakah sebenarnya yang telah memberi namanya yang walaupun singkat tapi maknanya bagus.
Kalau kita pantau sekilas saja, di lokasi OROM ini terlihat tribun lapangan sepak bola dan gedung bulutangkis dibangun dengan konsep. Dua sarana olahraga terintegrasi dalam satu lokasi.
Lapangan sepak bola yang ada di sini merupakan lapangan sepakbola legendaris. Berbagai even bergengsi, termasuk aksi para pemain sepakbola nasional, pernah dipertontonkan di stadion ini.
Tentunya ini merupakan suatu hiburan khusus bagi masyarakat Bangka saat menonton pertandingan sepak bola di Stadion OROM. Apalagi yang bertanding adalah PS Bangka, klub sepakbola yang menjadi kebanggaan masyarakat Bangka saat itu. Sejarah panjang telah banyak diukir oleh PS Bangka di tempat yang penuh dengan kenangan ini.
Di masa itu, OROM merupakan stadion paling megah di Pulau Bangka, saat belum dibentuk kabupaten pemekaran. Kalau kita lihat kontruksi bangunannya, begitu kokoh. Kualitas besi serta papannya sangat kuat. Maka patutlah kalau lapangan sepakbola ini menjadi kebanggaan masyarakat sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bangka.
Apalagi tak jarang orang-orang penting dan pemain nasional serta klub sepak bola international merumput di lapangan OROM ini.
Di balik itu ada hal yang agak unik di kalangan penggemar sepak bola khususnya di Sungailiat. Ada semacam mitos yang diyakini oleh masyarakat di sini bahwa, ‘PS Bangka tak akan bisa dikalahkan oleh klub sepak bola yang lain selama bertanding di Stadion OROM’.
Mirip seperti mitos yang ada di klub Inggris, Manchester United (MU), bahwa MU tak akan bisa dikalahkan selama bertanding di Stadion Old Trafford, stadion yang dirancang oleh arsitek Skotlandia, Archibald Leitch yang berkapasitas 100.000 orang dengan tribun bertutup di sisi selatan. Stadion Old traffod ini menurut sejarah pernah rusak berat akibat terkena serangan bom dari Jerman pada 22 Desember 1942, saat terjadi Perang Dunia II.
Kembali ke mitos yang terjadi di stadion OROM, sampai sekarang mitos itu masih tetap diyakini oleh masyarakat Sungailiat, Kabupaten Bangka dan sampai sekarang memang masih terjadi kalau PS Bangka bertanding di sini jarang ada klub sepakbola lain yang bisa mengalahkannya.
Sungguh luar biasa, inilah kalimat yang bisa kita ucapkan, karena bangunan OROM yang begitu bersejarah bagi dunia sepakbola di daerah ini, sampai sekarang masih tetap bertahan, walaupun telah bermunculan lapangan baru di kota- kota yang lain.
Konon OROM ini dibangun pada tahun 1970 oleh seorang putra daerah bernama Alm. Sutiono Jakoep Alis, saat itu beliau bekerja sebagai Kawilasi PT Timah Sungailiat dan termasuk salah satu orang yang sangat peduli terhadap perkembangan olahraga di Kabupaten Bangka.
Barangkali beliaulah yang memberi nama stadion ini dengan nama OROM .
Kalau dilihat tahun pembangunannya, waktu itu saya baru terlahir ke dunia ini, tapi Alhamdulillah saat ini saya masih bisa menyaksikan karya peninggalan Alm. Sutiono Jakoep Alis ini. Kita doakan semoga beliau dalam keadaan tenang berada di alam akherat sana, karena berkat jasa peninggalannyalah karya rancangan stadion legendaris yang bersejarah ini ada di pulau Bangka.
Peninggalan Alm ini, sampai sekarang masih terus memberikan manfaat bagi banyak orang, semoga ini menjadi amal jariah yang pahalanya juga terus mengalir kepada Alm Sutiono Jakoep Alis.
Untuk mengenang jasa beliau, saya kira sudah sepantasnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka maupun Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghargai jasa-jasanya , dengan merawat dan melestarikan Stadion OROM ini serta menganggarkan dana untuk pemeliharaan dan pengembangan pembangunannya agar terlihat lebih cantik dan tertata rapi.
Kembali ke masalah gedung bulutangkis yang letaknya bersebelahan dengan lapangan sepak bola. Terlihat sekali konsep rancangan pembangunan nya sangat efektif dan efisien, karena kedua sarana olah raga ini selain dapat menyalurkan hoby yang berbeda juga dapat menggembirakan dan membuat bugar bagi siapa saja yang berolah raga di sini.
Sangat relevan sekali, Alm. Sutiono Jakoep Alis mengobati Penyakit Masyarakat Bangka dengan OROM. Karna OROM adalah Olahraga Obat Masyarakat. (*)