PANGKALPINANG, LASPELA – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin, terus mendukung upaya implementasi hilirisasi timah guna meningkatkan nilai tambah, serta menyediakan lapangan kerja. Hal ini dikatakan Ridwan pada kegiatan Babel Economic Forum yang digelar hybrid di Hotel Novotel Bangka dan online melalui platform Zoom Meeting, Selasa (26/7/2022). Mengusung tema “Hilirisasi Timah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung”.
Disampaikan Ridwan, Indonesia adalah penghasil timah kedua di dunia, 91% timah tersebut berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Sejauh ini pemurnian memang sudah mencapai 99,9%. Namun, yang ia maknai atas kebijakan hilirisasi oleh Presiden Joko Widodo, kalaupun dilakukan hilirisasi, itu lebih kepada menghasilkan produk-produk yang lebih dekat ke industri hilirnya, sehingga mampu menyerap tenaga kerja.
“Hilirisasi di sektor tambang merupakan kesempatan untuk menggerakkan ekonomi Babel secara langsung, mengingat industri ini cukup memberikan kontribusi yang signifikan bagi Negeri Serumpun Sebalai,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sebagai Dirjen Minerba, dan juga kapasitasnya sebagai Pj Gubernur Babel, penyediaan lapangan kerja ini sangat penting, terlebih adanya kebijakan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), akan melakukan pengurangan tenaga honorer secara perlahan di pemerintah pusat, maupun daerah.
“Kami juga di Pemprov Babel ini dengan berat hati harus melepas tenaga-tenaga non organik yang jumlahnya sampai 4.000. Sebagian dari mereka masih dapat kami fasilitasi, namun sebagian lagi belum. Sehingga, secara umum paling tidak dalam waktu dekat ini kita butuh lapangan kerja baru bagi orang-orang ini. Jumlah itu hanya dari Pemprov saja, belum lagi dari pemda, termasuk juga bagi tenaga-tenaga dalam tanda petik pengangguran terselubung,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia sangat mengapresisai Bank Indonesia (BI) yang juga ikut berpartisipasi mendorong hilirisasi tambang di Babel.
“Kegiatan ini sebagai jawaban untuk menanggulangi tantangan finansial dalam melakukan hilirisasi. Dengan kehadiran BI ini, sangat penting mengingat investasi dalam program hilirisasi ini tidak kecil. Perlu kami sampaikan di sini, beberapa bank nasional juga sudah berpartisiapasi dalam pembangunan smelter, khususnya nikel nasional pada 2-3 bulan yang lalu. Ini sebuah kemajuan,” katanya.
Oleh karena itu, BI sebagai otoritas perbankan nasional diharapkannya bisa mendorong perbankan lainnya ikut, dan berpartisipasi dalam membantu dan dorong melakukan hilirisasi ini. Sedangkan Pemprov Babel sendiri akan membantu dengan memberikan kemudahan proses izin usaha, izin lingkungan, ketersediaan lahan, dan sebagainya.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Budi Widihartanto mengatakan, potensi pertambangan dan industri timah ini secara share terhadap ekonomi Babel mencapai 31 persen. Jadi, komoditi ini menjadi tumpuan utama ekonomi Babel ke depan.
“Sementara cadangan timah kita dari beberapa sumber diketahui akan habis sekitar 10-24 tahun lagi, dan saat ini 98% timah di Babel diekspor keluar negeri hanya 2% yang diolah, atau dihilirisasi di Indonesia,” ungkap Budi.
Hilirisasi tambang timah di Babel ini dikatakannya,belum begitu besar. Baru tin plat, tin sorder, dan tin chemical yang ke depan akan dikembangkan. Kondisi tersebut dikatakan Budi, menjadi perhatian Bank Indonesia untuk ikut berpartisipasi mendorong program hilirisasi timah di Bangka Belitung.
“Hilirisasi timah bakal memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan perekonomian di Bangka Belitung,” tutupnya. (wa)