SUNGAILIAT, LASPELA — Kecamatan Sungailiat menjadi daerah tertinggi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka. Wilayah tersebut mencapai 56 kasus pada tahun 2022.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Anggia Murni, merinci kasus tersebut berada di wilayah kerja Puskesmas Sungailiat sebanyak 28 kasus, Puskesmas Kenanga 27 kasus, dan Puskemas Sinar Baru 1 kasus.
“Kasus DBD terbanyak rata-rata terjadi di wilayah padat penduduk atau perkotaan seperti wilayah kerja Puskesmas Sungailiat, Kenanga dan Sinar Baru, yang masuk dalam satu kawasan Kecamatan Sungailiat,” ungkapnya Selasa (19/7/2022).
Anggia mengatakan, sejak awal Januari hingga saat ini, kasus DBD di Kabupaten Bangka mencapai 136 kasus, di mana satu orang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk itu.
“Ini terjadi pada salah satu balita kita di bulan Januari di wilayah Kecamatan Mendo Barat,” katanya.
Sedangkan fluktuasi angka kasus per minggu, kata Anggia, pada minggu ke-28 Juli terdapat 10 kasus, dan di minggu ke-24 Juni lalu terdapat 8 kasus.
“Jadi setiap minggunya itu jarang sekali tidak terisi angka kasus, pasti ada. Ini bisa kita rasakan bagaimana cuaca kita saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kader Jumantik Desa Karya Makmur Kecamatan Pemali Sisca Aetin mengatakan, akan turun langsung untuk melakukan penyelidikan epidemologi (PE) dalam upaya pencegahan kasus yang lebih meluas.
“Kita langsung mendatangi rumah pasien dengan melihat kondisi rumah dan lingkungan sekitar. Jika memang kondisi tidak memungkinkan, harus segera dibersihkan tempat-tempat yang berpotensi terjadinya perkembangbiakan nyamuk-nyamuk DBD,” katanya.
Khusus untuk Kecamatan Pemali, kata dia, pada tahun 2022 ini sudah 19 kasus DBD yang terjadi.
“Memang secara fluktuatif per minggu masih banyak nolnya. Namun, di bulan Juli ini mesti diwaspadai. Sudah ada sebanyak 4 kasus DBD yang menyerang warga di Kecamatan Pemali,” ungkapnya. (mah)