banner 728x90

Sektor Pertambangan dan Pertanian Menjadi Perhatian Serius DPRD Babel

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA – Beberapa pekan terakhir, dua komoditi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), yakni sektor pertambangan timah dan sektor pertanian/perkebunan kelapa sawit terus menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Babel. Dua komoditi tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, pasalnya, harga tandan buah segar (TBS) mengalami penurunan harga yang sangat memprihatinkan di kalangan petani. Selain itu, di sektor pertambangan, harga bijih timah pun mengalami penurunan harga yang cukup signifikan.

Menyikapi kondisi yang terjadi, DPRD Babel terus berupaya dalam mencari solusi. Salah satunya dengan melakukan rapat dengar pendapat dengan pihak terkait.

banner 325x300

Plt Ketua DPRD Babel, Adet Mastur menjelaskan, Provinsi Babel sangat berketergantungan dengan sektor pertambangan, yaitu tambang timah dan sektor pertanian/perkebunan, yaitu sawit.

“Dua komoditi unggulan babel sekarang harganya mulai merosot. Ini sangat menjadi konsentrasi kami untuk menyelesaikan masalah sawit ini, begitu juga dengan timah, harga timah juga mulai turun,” kata Plt Adet Mastur saat membuka secara resmi RDP bersama PT. Timah di Ruang Banggar DPRD Babel, Selasa (12/07/2022).

Menurutnya, dengan kondisi tersebut, tidak hanya menjadi persoalan di masyarakat saja. Pasalnya, dengan turunnya eskpor dan menurunnya harga timah juga dapat berpengaruh terhadap Pendapatan asli daerah (PAD), royalti dan perekonomian di bangka belitung.

“Seberapa besar timah yang kita ekspor perbulan. Karena beberapa waktu yang lalu kami telah memanggil dinas pertambangan untuk berbicara RKAB nya,” ungkapnya.

Politisi PDI-P ini menambahkan, selain masalah produksi ekspor timah juga terkait reklamasi yang telah dilakukan PT. Timah dan pihak pemegang IUP yang diberikan oleh pemerintah daerah. Selain itu juga terkait CSR PT. Timah terus menjadi perhatian serius dan konsen Komisi III DPRD Babel.

“Kalau kita lihat dari atas, masih sangat tampak bolong-bolong (lubang) di Babel ini, jadi kita ingin mendengar dan mendapatkan informasi mengenai Reklamasi yang sudah dilakukan PT Timah. Begitu juga saat kami melakukan reses, banyak masyarakat menyampaikan ke kami bahwa bagaimana caranya mendapatkan CSR dari PT Timah, apakah masyarakat Babel menikmati CSR dari PT Timah,” jelasnya.

Sementara itu, Dirut PT. Timah, Achmad Ardianto mengatakan bahwa IUP yang dimiliki PT Timah di Babel dan Riau berjumlah sekitar 127 IUP.

“Semua IUP kita semuanya untuk produksi, artinya sudah kita buktikan bahwa di dalam IUP tersebut, ada timahnya. Bagaimana membuktikannya kita melakukan investasi dengan pengeboran, analisis di Lab dan itu tidak murah untuk memastikan bahwa timahnya ada disitu kemudian baru kita miliki menjadi IUP produksi,” jelasnya.

Ia menambahkan, IUP yang ada di Babel dan Karimun berjumlah sekitar 650 IUP, yakni terdiri dari IUP PT Timah sekitar 127 IUP dan 520-an IUP merupakan milik swasta. Menurutnya, IUP swasta itu tidak semuanya berstatus IUP produksi, sebagaian besar masih berstatus IUP eksplorasi.

“Dari 100 persen ekspor logam timah dari indonesia, yang tadinya PT Timah sebelum tahun 2003 berada di posisi dominan yaitu 80-90 persen berasal dari PT Timah. Sejak tahun 2003 sampai sekarang ini hanya 30 persen saja, dari total ekspor logam timah Indonesia. Kalau dulu PT Timah bisa menghasilkan 50-60 ribu sekarang cuma 20-25 ribu, jadi yang besar itu justru yang swasta,” tuturnya.

Dalam RDP tersebut tampak hadir, Wakil Ketua Komisi III, Azwari Helmi, beserta anggota komisi III antara lain, H. Mulyadi dan Ringgit Kecubung, serta Sekretaris DPRD Babel, H. Marwan, dan Dirut PT. Timah, Achmad Ardianto beserta jajaran PT. Timah. (wa)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version