UBB Panen Ikan Lele Hasil Budidaya Sistem Bioflok

BANGKA, LASPELA – Fakultas Perikanan Universitas Bangka Belitung (UBB) melaksanakan kegiatan panen raya ikan lele untuk kedua kalinya. Panen ini merupakan hasil dari ujicoba budidaya sistem bioflok.

“Hari ini kami melakukan panen yang kedua hasil budidaya olahan. Jadi hari ini kita panen lele sebanyak 500 kg, di mana sebelumnya kami sudah panen sekitar 400 kg sampai 500 kg. Jadi dalam satu bulan ini kita sudah panen sekitar 1 ton budidaya lele,” kata Rektor Universitas Bangka Belitung, Ibrahim usai menghadiri panen raya ikan lele yang bertempat di hatchery universitas Bangka Belitung, Jumat (1/7/2022)

Dia mengatakan, hasil budidaya ikan lele ini merupakan Program Hilirisasi Produk. Budidaya ikan lele tersebut dibuat dalam kolam bioflok.

“Sistem bioflok ini bukan di kolam darat ataupun kolam beton, namun kolamnya dari plastik, karena memang kolom tersebut lebih bersih karena tidak tercampur dengan zat lain seperti dari semen,” jelasnya.

Ibrahim menjelaskan, salah satu kelebihan budidaya ikan di kolam bioflok ini, yaitu tidak bau seperti di kolam tanah, kemudian ikannya lebih bersih dan lebih putih.

“Untuk panen budidaya lele ini, kita bukan hanya sekedar praktikum tetapi lebih mengarah kepada hilirisasi produksi. Kalau hanya praktikum, kan dia tidak berorientasi kepada pasar, namun hanya lebih pada berlatih atau mengidentifikasi penyakit ikan,” ungkapnya.

Namun untuk budidaya ini, pihaknya lebih kepada produksi, jadi mahasiswa yang terlibat juga mahasiswa yang orientasinya lebih ke bisnis, namun mereka tetap mendapatkan ilmu seperti mereka melaksanakan praktikum.

“Para mahasiswa ini dibantu oleh dosen-dosen pembina, jadi kami di kampus ini lebih kepada membantu mereka untuk pendanaan awal, di mana tahun lalu kami memberikan pancingan anggaran untuk membeli bibit dan membangun bioflok untuk budidaya ikan lele tersebut. Sekarang mereka sudah produksi dengan dana sendiri, sudah berhasil menguntungkan dan sudah berputar modalnya. Jadi jika dihitung break even pointnya, mereka sudah mendapatkan dana yang kami sumbangkan kemarin,” jelasnya.

Lanjut Ibrahim, untuk distribusi sendiri, semua hasil panen sudah terfasilitasikan atau sudah terkoneksi dengan pasar, jadi lele itu sudah ada satu pengepul yang mengambil hasil panennya.

“Pasar ikan lele ini kan sangat menjanjikan, jadi tidak pernah kesulitan untuk menjualnya. Jadi intinya hasil produksi kita itu ada atau enggak hasil panennya,” tuturnya.

“Setiap panen dalam satu bulan ini langsung diangkut oleh pengepul, di mana pengepul tersebut akan mendistribusikan lagi ke tempat penjualan pecel lele,” sambungnya.

Sebagai sarana untuk menjual hasil olahan ikan ini, pihaknya sudah meluncurkan friday morning market, di mana setiap hari jumat di minggu pertama setiap bulannya akan ada bazar untuk menjual hasil olahan ikan ini.

“Pada kegiatan Friday morning market ini, kami tidak hanya sekedar menjual hasil olahan ikan saja, tetapi juga akan diikuti kegiatan lainnya seperti senam dan cek kesehatan,” jelasnya.

Selain budidaya lele, pihaknya juga melakukan budidaya ikan nila, gurame dan kepiting soka. Jadi kawasan itu memang kawasan budidaya perikanan.

“Kita akan terus lakukan panen massal, karena kampus saat ini harus berorientasi kepada produksi bukan hanya sekedar riset,” imbuhnya.

Ibrahim menambahkan, untuk riset tetap jalan tetapi orientasinya tetap pada produksi. Pihaknya tetap akan terus mendorong budidaya ini agar menjadi lebih besar.

“Karena kami juga melihat prospek perikanan di Bangka Belitung ini cukup tinggi dan pasarnya juga kita tidak kekurangan. Insya Allah ke depannya produksi ikan ini akan semakin besar,” tutupnya. (wa)