“Seperti menggunakan ruang praktek atau ruangan lainnya, seperti tahun sebelumnya kita juga seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu, Rita juga mengatakan tidak ada sekolah terfavorit. Semua sekolah favorit, hanya saja menurutnya, pandangan masyarakat kepada sekolah tersebut hingga muncul paradigma yang kenyataanya jauh berbeda.
“Padahal dari SMP 1 hingga SMP 10 sarana dan prasarananya sama, guru-gurunya pun beprestasi, banyak guru-guru yang berprestasi disana, kemudian ruang kelas sarana pendukung, musholla alat-alat praktek dan lainnya sama jadi mindset masyarakat saja,” tuturnya.
Untuk itu, dengan kurikulum yang baru, yaitu Kurikulum Merdeka, pihaknya menegaskan kepada seluruh sekolah untuk mempunyai ciri khasnya.
“Sekolah memilih kurikulumnya ada mandiri, mandiri berubah, dan sekolah-sekolah kita minta punya satu ciri khas, jadi kalau 2 sekolah berkdekatakan, salah satu sekolah punya unggulan brandnya begitu juga dengan swasta jadi kami mendorong juga swasta untuk punya brandnya,” tuturnya. (dnd)
Leave a Reply