PANGKALANBARU, LASPELA – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mendorong Lembaga Sensor Film RI untuk terus melakukan sosialisasi budaya sensor mandiri agar masyarakat Babel cerdas memilah dan memilih tontonan FILM. Sekretaris Daerah (Sekda) Babel, Naziarto yang hadir dalam kegiatan yang bertema ‘Cerdas Memilah dan Memilih Tontonan’ itu berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat dan edukasi kepada masyarakat Babel, khususnya dalam kesadaran dalam menentukan tontonan.
“Kegiatan ini sangat penting dan kehadiran LSF RI diharapkan dapat membuat masyarakat Babel bisa memilah dan memilih informasi digital yang mana baik untuk tontonan mereka dan tidak merusak hidup mereka,” ujarnya saat menghadiri sosialisasi budaya sensor mandiri, yang berlangsung di Hotel Novotel Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (21/6/2022).
Dia mengatakan, Pemprov Babel sangat menyambut baik kegiatan yang digelar oleh LSF ini, karena perkembangan seni dan budaya itu hidup ditengah masyarakat. Perkembangan seni budaya berkaitan dengan kemajuan informasi dan kemajuan informasi ini tidak ada lagi jarak.
“Budaya itu hidup di tengah-tengah masyarakat. Perkembangan seni dan budaya sejalan dengan kemajuan informasi. Kemajuan informasi itu tidak ada lagi jarak atau pemisah satu sama lain, maka dari itu apa yang dilakukan lembaga sensor film untuk mengedukasi masyarakat sangat penting,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov Babel siap mendukung melalui Dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar). Banyak film-film yang bertentangan dengan moralitas dan etika. Jika masyarakat tidak dapat memilih dan memilah maka dapat merusak individu penonton.
“Melalui Disbudpar Babel, kita akan membantu LSF RI, bagaimana mengedukasi masyarakat kita agar kita tetap menjaga NKRI secara utuh, karena disini juga kita menjaga martabat bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Naziarto berharap kegiatan ini tidak hanya diadakan di tingkat provinsi, tetapi juga diadakan hingga tingkat kabupaten/kota, sehingga informasi dapat diterima masyarakat secara menyeluruh.
“Menurut saya tidak cukup hanya untuk di provinsi, tapi juga harus turun di kabupaten/kota. Kami siap men-support pihak terkait untuk terlibat turun ke kabupaten/kota agar masyarakat bisa memilah dan memilih film secara mandiri atau tontonan dengan informasi yang baik buat mereka,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk tingkat kecerdasan masyarakat Babel dalam memilah dan memilih tontonan cukup baik meski masih banyak yang suka mengupload berita dan film-film hoak di medsos, namun di Babel persentasenya sedikit. Mereka yang belum cerdas inilah harus di edukasi LSF untuk menjadi cerdas.
Ketua Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, Rommy Fibri Hardiyanto berterima kasih atas sambutan yang diterimanya di Babel. Ia juga menyambut baik tawaran dari Sekda Naziarto untuk bekerja sama dengan Pemprov Babel.
“Sehebat-hebatnya instrumen yang ada dan sebesar-besarnya anggaran, kami tidak akan bisa bergerak sendirian. Apalagi kami yang dari pusat menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang ada di kabupaten/kota, karena itu kami membutuhkan kolaborasi dari pemerintah daerah,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pemprov Babel bersama LSF juga berupaya untuk mencetak Desa Sensor Mandiri. Sebelumnya desa ini sudah ada di 3 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. (wa)