SUNGAILIAT, LASPELA — Naiknya harga pupuk non subsidi mendapat perhatian dari berbagai pihak, salah satunya Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bangka Belitung.
Ketua Pemuda Tani HKTI Babel Redy Zedira Tama mengatakan, kenaikan harga pupuk non subsidi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya melonjaknya harga bahan baku pupuk di dunia.
“Faktor kenaikan pupuk ini terutama disebabkan oleh melonjaknya harga bahan baku pupuk di dunia, seperti Amonia, Pospahate, KCL, akibat Pandemi Covid-19, serta ada beberapa negara produsen bahan baku yang menghentikan ekspor bahan baku,” ujarnya, Sabtu (11/6/2022).
Selain itu, kata Redy, kenaikan ini juga disebabkan adanya lonjakan harga beberapa komuditas pertanian di Indonesia. Ia memprediksi harga pupuk diperkirakan akan terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan sepanjang tahun 2022.
Namun demikian, kenaikan harga pupuk ini hanya berlaku untuk pupuk non subsidi. Pasalnya, pemerintah sudah menjamin untuk pupuk subsidi tidak ada kenaikan harga, dan pasokannya pun cukup untuk sepanjang tahun 2022.
Kenaikan pupuk ini menurutnya, bisa disiasati dengan menggunakan pupuk yang harganya relatif terjangkau oleh petani.
“Petani pun bisa menggunakan pupuk-pupuk alami seperti kompos, kotoran hewan, dan lainnya agar biaya produksi, dan harga jual di tingkat petani masih bisa dirasakan oleh petani kita,” sarannya.
Berdasarkan info grafik dari Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, tercatat bahwa persentase kenaikan harga pupuk NPK atau pupuk non subsidi mencapai 116,67 persen pada Juni 2022. (mah)