MUNTOK, LASPELA — Warga Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat (Babar) mengeluhkan aktivitas pengisian bahan bakar minyak (BBM) secara berulang kali (ngerit), di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Dusun Kedondong, Desa Tumbak Petar, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat (Babar).
Menurut warga yang tidak ingin disebutkan namanya, ia mengatakan banyak mobil-mobil yang menggunakan lebih dari satu kartu pengendali BBM jenis solar supaya bisa melakukan pengisian berulang kali.
“Yang ada di lapangan, mobil mini bus dan pick up bisa mengisi sampai berkali-kali dengan menggunkan tengki modifikasi, dan banyak kartu siluman, sehingga minyak cepat habis dan tidak kebagian untuk pengguna BBM yang lain,” tulisnya via WhatsApp.
Seharusnya, menurut dia, setiap satu mobil hanya bisa melakukan pengisian BBM satu kali setiap harinya, dengan menggunakan kartu pengendalian BBM bersubsidi yang dikeluarkan pemerintah. Ia juga menuding minyak-minyak hasil ngerit tersebut dijual kembali ke alat berat di tambang timah, dan buka lahan perkebunan, serta tambak udang.
“Mobil banyak ngerit pakai tengki modif, dan satu mobil bisa ngisi sampai 3 drum dengan menggunakan banyak kartu BBM, tidak sesuai dengan aturan yang diatur pemerintah, minyak subsidi tersebut dijual dengan harga tinggi oleh para pengerit. Mohon untuk para aparat penegak hukum untuk menindak dan mengontrol para pengerit yang nakal,” tulisnya.
Sementara itu, saat ditemui awak media, penanggung jawab SPBU dengan nomor 24.333.143, Andi membantah bahwa pihaknya melayani pengerit. Sebab menurutnya, mereka memantau para pengisi BBM, selain dari kartu juga dari nomor plat kendaraan.
“Untuk pengeritan tidak, seumpama ada perlu untuk genset kawan ada kartu terus minjem, nggak pakai jerigen, pakai mobil dia itulah. Sesuai kapasitas mobil dia, untuk truk 60, untuk mobil pribadi 20 liter, dan untuk minibus 30,” ucapnya, Rabu (8/6/22).
Andi mengaku SPBU yang mereka kelola bersih dari pengerit. “Kalau di sini kami tidak ada memperlakukan pengerit itu, sesuai dengan kapasitas kartu itulah. Terdeteksi lah yang masuk pun mobil-mobil itulah setiap hari, kita lihat dari plat BN itulah. Sesuai dengan prosedur, sebab kalau kita berulang kali terpantau di alat itu,” katanya.
Kemudian disampaikan Andi, pihaknya tidak pernah menghabiskan BBM di SPBU tersebut, dan setiap harinya selalu menyisakan paling sedikit 1.000 liter minyak jenis solar. Sedangkan yang masuk sebanyak 8.000 liter untuk solar, dan 16.000 liter jenis pertalite.
“Kami pun tidak disuruh habis menjualnya. Tidak pernah, tetap ada jenis apapun, solar bersisa juga untuk urgen apabila ada ambulance kepepet, walaupun kita sudah tutup tetap kita bantu,” kata Andi.
Saat kedatangan awak media memang terlihat beberapa mobil sedang melakukan pengisian BBM, dan mengenai ada jerigen di bak mobil pickup, Andi mengatakan tidak tahu itu untuk apa.
“Jerigen itu tidak diisi, mereka bawa kosong ntah untuk apa, kita tidak berani (mengisi) soalnya ada CCTV juga, jadi bos sebulan sekali ke sini ngecek CCTV ini dibuka,” ucapnya. (Oka)