PANGKALPINANG, LASPELA – Kasus stunting di Kota Pangkalpinang masih ditemukan. Tingkat pernikahan dini yang masih tinggi diyakini masih menjadi salah satu penyebab kelahiran bayi stunting.
Hal ini dikatakan Asisten Pemerintahan dan Administrasi Umum Pemerintah Kota Pangkalpinang Ahmad Subekti, saat menghadiri rapat rekonsiliasi percepatan penurunan stunting yang digelar di Ruang OR Kantor Tudung Saji, Selasa (31/5/2022).
“Kita harus tahu penyebab terjadinya stunting di Kota Pangkalpinang, dan ternyata ialah jumlah pernikahan dini cukup tinggi inilah penyebabnya,” ujar Bekti.
Pernikahan dini yang terjadi pada remaja di bawah umur, umumnya terjadi karena pergaulan bebas. Akibatnya, banyak terjadi kasus hamil di luar nikah. “Biasanya pasangan-pasangan ini malu untuk memeriksakan kandungannya, sehingga gizi dan nutrisi dalam kandungan tidak terpenuhi, inilah penyebab terjadinya kelahiran bayi stunting,” katanya.
Dirinya merasa aneh jika di Pangkalpinang masih ditemukan bayi stunting, karena menurutnya kondisi perekonomian masyarakat Pangkalpinang tidak ada yang di bawah garis kemiskinan.
“Jadi tidak ada yang miskin benar itu tidak ada, jadi aneh kalau ditemukan bayi kurang gizi dan lainnya. Bisa saja mungkin pasangan muda dua-duanya bekerja, sehingga tidak masak, dan makan di luar terus, sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Keluarga Berencan (KB) Kota Pangkalpinang Ety Fahriati, mengatakan jika pihaknya terus berupaya memberikan penyuluhan kepada calon pengantin.
“Karena MoU kami dengan Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, ketika ada pasangan yang mendaftar diri ke KUA, kami memberikan penyuluhan terkait sistem reproduksi pengantin tersebut,” ujarnya.
“Kami berikan penyuluhan ini, agar calon pengantin juga memahami apakah sistem produksinya itu sudah siap untuk melahirkan atau belum. Jika belum, maka diprediksi kemungkinan besar bayi yang dilahirkan itu stunting. Butuh pemahan juga terkait ini, karena mereka harus tahu dampak-dampak apa saja jika menikah di usia dini,” katanya. (dnd)