banner 728x90

Kartini di Industri Tambang Menaklukan Patriarki, Berkontribusi untuk Negeri

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA – ‘Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang antara raga yang tangguh, namun hati senantiasa patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap tempat ada empu yang dikodratkan dan dipantaskan’ kutipan Raden Ajeng Kartini ini memiliki pesan yang sangat kuat untuk mewujudkan kesetaraan gender dan persamaan hak perempuan dan laki-laki.

Kutipan yang disadur dari Buku Gabis Gelap Terbitlah ini memiliki makna yang tegas agar perempuan Indonesia mampu untuk berkembang dan meningkatkan taraf hidupnya di tengah masyarakat dan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki.

banner 325x300

Semangat Kartini ini tidak pernah padam, bahkan hingga kini terus berkobar dengan kiprah perempuan yang terus tumbuh dengan keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang. Para perempuan telah mampu menjangkau industri-industri yang dulunya hanya dianggap milik kaum laki-laki, misalnya di sektor pertambangan.

Dari beragam sektor industri pekerjaan yang ada, pertambangan merupakan salah satu sektor yang cukup identik dengan patriarki atau maskulinitas. Tak jarang dari sisi kuantitas jumlah perempuan yang berkiprah di Industri tambang hanya sedikit.

Hal ini terbukti berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, jumlah pekerja perempuan di sektor pertambangan hanya 115 ribu orang, sedangkan laki-laki berjumlah 1,28 juta orang.

Berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional per Agustus 2021 menyebutkan selama tiga tahun terakhir, proporsi pekerjaan perempuan di industri pertambangan terus menurun. Bahkan pekerja perempuan di sektor pertambangan kurang dari 10 persen.

Meski belum banyak, tapi industri pertambangan telah memberikan ruang bagi kaum perempuan untuk menunjukkan kiprah terbaiknya, untuk mengembangkan diri dan berkontribusi kepada negara.

Menciptakan lingkungan bisnis inklusif yang mendukung keragaman gender di industri pertambangan memang tak mudah. Namun hal inilah yang secara konsisten sedang dilakukan PT Timah Tbk.

Sebagai perusahaan pertambangan timah terbesar di Indonesia, PT Timah Tbk meyakini mengimplementasi kesetaraan gender di berbagai level pekerjaan akan meciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan.

Emiten berkode TINS ini memiliki tenaga kerja perempuan sebanyak 272 orang yang tersebar dari berbagai direktorat seperti direktorat pengembangan usaha, direktorat keuangan, direktorat SDM, bahkan di Direktorat Operasi dan Produksi.

PT Timah Tbk bahkan melakukan sejumlah langkah konkrit untuk mendukung kiprah perempuan dalam industri pertambangan misalnya diantaranya kesetaraan upah bagi para pekerja perempuan, akses terhadap peningkatan kapabilitas dan kemampuan yang sama. Bahkan diberikan kesempatan untuk menduduki jabatan strategis.

Perempuan yang bekerja di industri pertambangan tentunya memiliki tantangan, namun hal ini tak membuat para pekerja perempuan di PT Timah Tbk patah semangat. Lingkungan kerja yang sportif, kesempatan meningkatkan kapabilitas yang sama membuat para pekerja perempuan mampu memberikan kontribusi terbaiknya.

Direktur SDM PT Timah Tbk, Yennita mengatakan sejak dirinya bergabung dengan PT Timah Tbk Ia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan untuk terus mengembangkan kemampuannya.

PT Timah Tbk kata dia memberikan kesempatan yang sama bagi pekerja perempuan untuk mengakses berbagai jabatan, pendidikan dan pelatihan hingga kesejahteraan.

“Pekerja itu dilihat bukan dari gender, tapi kontribusi dia terhadap perusahaan atau organisasi. Bukan hanya karena PT Timah Tbk perusahaan tambang, lalu perempuan tidak dapat kesempatan, tidak begitu. Semuanya sama asalkan bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Ini terbukti dengan beberapa jabatan strategis di PT Timah Tbk diemban perempuan,” katanya.

Salah satu pekerja perempuan di PT Timah Tbk, Nurmalia yang saat ini menjabat sebagai Manajer pada Divisi P2SDM menceritakan sejak dulu dirinya memang sudah tertarik dengan lingkungan. Pertambangan dan lingkungan merupakan dua hal yang bisa dipisahkan. Untuk itulah dirinya sejak sembilan tahun lalu bergabung dengan PT Timah Tbk dirinya merasakan berbagai keseruan bekerja di sektor pertambangan.

“Kalau di PT Timah Tbk semua memiliki kesempatan yang sama asalkan mampu dan mau, PT Timah itu kan ada dua pola penambangan di laut dan darat. Kadang kalua kita ke lapangan itu sampai ke jeblos lumpur, pakai motor trail tapi karena itu pekerjaan kita ya kita professional dan enjoy saja,” katanya.

“Seru juga misalnya ke tambang laut itu dari pagi sampai sore kita melakukan pemantauan kualitas air laut dan kita bisa sambil mancing, snorkeling. Mungkin bisa dibilang workcation,” sambungnya.

Pada prinsipnya kata dia, perempuan punya kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan diri untuk bekerja secara professional di industri pertambangan.

“PT Timah Tbk bahkan memberikan ruang bagi perempuan untuk berkembang, jajaran direksi di PT Timah Tbk ada yang perempuan. Secara pekerjaan punya kemampuan yang sama dimana perempuan punya kepekaan yang tinggi sehingga perempuan bisa lebih cepat dalam mengambil keputusan. Saya percaya perempuan bisa excellent di setiap pekerjannya,” ujarnya.

Senada Irine Dewi Safitri (30) Staf laboratorium Divisi Ekspolarsi PT Timah Tbk mengatakan menjadi pekerja di Industri tambang memiliki kesan tersendiri. Ia bersyukur, pasalnya ia bisa bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

“Ini kan memang bidang saya, jadi enjoy menjalaninya. Di sini juga kita bekerja punya tanggungjawab yang sama. Kalau saya kan bertanggungjawab atas pemeriksaan sampel dengan menggunakan teknologi XRF. Kadang ada beberapa potensi yang bisa terjadi seperti radiasi dan kebocoran. Tapi kita berupaya untuk menanggulangi dan bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Lebih lanjut, Ia menyebutkan dalam pekerjaan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam melaksanakan tugas, semua memiliki tanggungjwab dan target yang sama.

Sama halnya dengan Isna Fahrun Nisa (28) asisten staf olah data pada divisi ekspolrasi PT Timah Tbk mengatakan, dirinya tak pernah merasa didiskriminasikan dalam lingkungan pekerjaan meski rekan kerjanya didominasi para laki-laki.

“Kita itu yang dilihat pekerjaannya, jadi tanggungjawab kita atas pekerjaan. Seperti saya mengolah data sampel ini penting menjaga keakuratan dan lainnya. Kita saling mendukung antar anggota tim, sehingga tidak ada perbedaan. Saya punya kesempatan yang sama dengan rekan laki-laki,” katanya.rill/(wa)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version