Menanggapi hal tersebut, Melati Erzaldi yang juga sebagai Bunda PAUD Babel membenarkan jika dalam memberikan edukasi kepada masyarakat desa menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar. Apalagi yang memberikan sosialisasi merupakan mahasiswa, sehingga tidak terlalu dipedulikan, karena terkait judgemental yang menganggap para mahasiswa ini masih bocah.
“Satu-satunya cara, kami memulai dengan hal-hal kecil, seperti melalui komunitas-komunitas kecil. Kalau saya, mulai lewat PKK yang memang bersentuhan langsung dengan keluarga. Apa yang kami lakukan? Karena kami punya pokja (pola asuh anak dan remaja), di situ kita bisa masuk dengan program-program PKK untuk memberikan edukasi,” ujar Melati Erzaldi.
Melati membeberkan, dia telah mencoba memberikan edukasi lewat permainan, seperti monopoli dan bermain peran. Bahkan bisa juga dengan dongeng, yang mana kebetulan dia juga merupakan Pembina Kampung Dongeng. Menariknya, justru orang tua juga suka mendengarkan dongeng, dan ini sudah pernah dilakukan.
“Saya yakin dengan cara ini, justru mereka yang ingin kita edukasi lebih masuk dan mengerti. Apalagi jika ini terkait soal hukum, yang bahkan jangkauan mereka pun nggak sampai ke situ,” kata Ketua TP PKK Babel tersebut.
Leave a Reply