PANGKALPINANG, LASPELA – Pendidikan transformatif akan menciptakan sumber daya manusia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang unggul dan berdaya saing global. Cita-cita inilah yang ingin diwujudkan Melati Erzaldi selaku Bunda Paud Babel sekaligus sebagai penggerak di berbagai komunitas pemuda.
“Kata kunci yang perlu dipahami dalam pendidikan transformatif yaitu perubahan. Di sini kita berharap guru maupun murid selalu adaptif melakukan perubahan. Perubahan dalam arti mampu merubah pola pengajaran yang lama dengan pola yang aplikatif dan kreatif. Sehingga kita harapkan anak -anak kita dapat lebih aktif. Mereka lebih percaya diri meningkatkan kompetensinya untuk bersaing secara global,” ujarnya mengawali sambutan pada Kegiatan Diskusi Pendidikan Transformatif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilakukan secara virtual, Jumat (18/3/2022).
Kegiatan yang dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Ketua PGRI Babel, Kepala Sekolah, Guru serta Siswa-Siswi di Bangka Belitung ini, juga menghadirkan narasumber dari The Local Enablers Education.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Ervawi menyambut baik kegiatan yang menurutnya mendukung kesiapan SDM untuk menghadapi perubahan tatanan kehidupan akibat dari kemajuan teknologi yang semakin pesat.
“Di sinilah peran pendidikan, yakni mengubah peradapan masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar sesuai dengan tuntutan zaman tanpa harus menghilangkan jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia,” ujarnya.
Ditegaskannya, transformatif dan perubahannya ini mencakup perubahan teknologi, perubahan pribadi dalam menghadapi perubahan teknologi tersebut serta perubahan tersebut juga akan berimbas pada perubahan organisasi.
“Perubahan ini akan melahirkan insan ynag cerdas komprehensif dan cerdas kompetitif,” tegasnya.
Sementara itu, Pencetus The Local Enablers, Dwi Purnomo juga Dosen pada Universitas Padjajaran menyampaikan bahwa memasuki era digital, tenaga pendidikan maupun peserta didik harus memiliki digital mindset.
“Saat ini semua sudah bergantung pada teknologi, maka kita juga berharap anak-anak kita menguasai teknologi melalui penerapan pada sistem pendidikan kita,” ujarnya mengawali paparan.
Beranjak dari statement tersebut, M. Hanif salah satu narasumber dari The Local Enablers Education melalui paparan yang berjudul ‘Membekali Para Pemandu Pendidikan Masa Depan’ mengatakan, skill yang dibutuhkan saat ini berbeda dengan yang dibutuhkan masa lampau dan masa depan.
Pernyataan tersebut didukung dengan data yang disampaikan Akmal. Dirinya bahwa skill yang dimiliki manusia saat ini perlahan sudah digantikan oleh mesin.
“Sebagai contoh, data yang disajikan untuk tahun 2020-2025 pekerjaan pada bidang informasi dan pemrosesan data lebih dari 60 persen sudah dikerjakan oleh tenaga machine. Data ini tidak untuk menakuti, tetapi ini menjadi tantangan bagi kita,” ujarnya.
Hal tersebut membuat kita harus menerima perubahan dan ada faktor lain, sehingga semua harus bergerak cepat.
“Karena juga bonus demografi pada tahun 2036 di mana kesempatan ini harus bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan potensi kita,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, Bunda Melati Erzladi berharap tenaga pendidik bisa mengadopsi metode-metode pembelajaran yang dikemukakan narasumber.
“Dan bila siswa kita telah biasa dengan proses transformatif ini dalam bidang akademisnya, maka kemungkinan besar mereka juga akan dapat menerapkan hal ini dalam kehidupan sehari-harinya terutama, melalui perubahan-perubahan untuk mencapai kesuksesan,” ujar Bunda Melati saat menutup kegiatan.rill/(wa)