Minyak Goreng Langka Gara-Gara Omicron?

Oleh: Yozita Hartati/ Mahasiswi Fakultas Hukum UBB

 

SEPANJANG tahun ini dunia dikhawatirkan oleh penyebaran virus Corona. Pada awal kali dilaporkannya di Wuhan, China, sampai sekarang virus tersebut belum terkendali di banyak negara. Akhir 2020 menjadi kabar terbaru mengenai pandemi Covid-19 yang datang silih berganti. Seperti diketahui, rekor kasus terkonfirmasi harian tertinggi di Indonesia terjadi di awal Desember 2020.

Kemudian, impor vaksin Covid-19 dari berbagai belahan dunia pun didatangkan, dengan harapan dapat memperkuat kekebalan tubuh manusia, khususnya masyarakat Indonesia. Belum selesai, muncul gejala-gejala baru, terparah mengakibatkan delirium atau kondisi di mana penurunan kesadaran yang bersifat akut dan fluktuatif, atau pengidap mengalami kebingungan parah. Setelah itu, yang paling heboh di masyarakat pada Desember 2021 adalah munculnya varian baru dari Covid-19 baru.

Adalah Angelique Coetzee, dokter pertama dari Afrika Selatan yang mendeteksi varian baru tersebut, yang oleh WHO (World Health Organitation) dinamakan Omicron. Varian ini sangat berbeda dengan varian-varian sebelumnya, mengapa demikian?

Ada beberapa alasan;

Varian Omicron punya sekitar 30 mutasi yang terjadi pada protein spike. Maksudnya, bagian virus yang menyerupai tonjolan paku ini digunakan virus untuk mengikat sel pada tubuh manusia. Kemudian, saat tim peneliti membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk meneliti varian-varian sebelumnya, kini tim peneliti hanya butuh waktu waktu 17 hari untuk menempatkan varian Omicron ke kategori VOC. Tidak hanya itu saja, varian Omicron ini sudah masuk ke Indonesia.

Ya, karena varian baru ini Pemerintah Indonesia akhirnya pun telah melarang orang asing dengan riwayat perjalanan dari negara-negara Afrika bagian selatan, dan juga Hongkong masuk ke wilayah Indonesia demi mencegah penyebaran varian baru ini. Total, tercatat ada 3 varian Covid-19 yang melanda di Indonesia sejak pertama kali pada 2019 lalu yakni varian Alpha, varian Delta, dan varian Omicron.

Adanya ketiga varian ini di Indonesia masing-masing menyebabkan kelangkaan di Bumi Pertiwi. Pertama, varian Alpha menyebabkan kelangkaan masker dan hand sanitizer dikarenakan terjadinya panic buying di tengah-tengah masyarakat, akibat penyebaran virus yang sangat mengejutkan.

Kedua, varian Delta menyebabkan kelangkaan tabung oksigen di kalangan masyarakat Indonesia. Dan yang baru ini varian Omicron. Lalu apa yang efek yang ditimbulkan dari varian terbaru ini?

Indonesia mengalami kelangkaan minyak goreng. Selain itu, varian baru ini juga membuat harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami tekanan pada awal Desember 2021. Harga CPO yang semakin melemah pada awal Desember, membuat harga minyak kedelai melemah, dan juga karena pengaruh munculnya varian baru Omicron membuat ketidakpastian di pasar global.

Oleh karena itu kebijakan di dalam industri kelapa sawit yakni minyak goreng membuat produknya turun drastis. Harga yang melambung tinggi yang terus menghantui membuat para pelaku pasar dari pedagang, distibutor, pedagang eceran, pelaku pasar tradisional, pedagang kecil yang menjual makanan, hingga sampai konsumen berbuah pertanyaan.

Apakah harga minyak goreng bisa kembali harga semula? Ataukah munculnya harga baru minyak goreng? Karena ketidakpastian kebijakan yang seperti inilah membuat harga-harga minyak goreng diubah-ubah. Selain itu juga, publik merasa kalau pemerintah bak trial and error, tidak berbasis bukti di lapangan dan realita yang ada.