KELAPA KAMPIT, LASPELA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengunjungi Pusat Informasi Geologi Pulau Belitung di Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Sabtu (26/2/2022).
Kedatangannya disambut dengan budaya tari sambut, dan makan sirih didampingi Melati Erzaldi, istri Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, yang sekaligus selaku Dewan Pembina Gekraf (Gerakan Ekonomi Kreatif) Babel.
Pusat Informasi Geologi Pulau Belitung merupakan badan edukasi kegeologian, baik bagi masyarakat maupun wisatawan akan kekayaan geologi daerah Belitong yang kemudian dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan kekayaan keragaman geologi yang ada. Terlebih, Pulau Belitung memiliki 17 geosite yang menjadi UNESCO Global Geopark, informasinya pun bisa didapat di sini.
Mendengar alur sumber daya alam timah di Bangka Belitung dalam tournya di Pusat Geologi ini, Menteri Sandi mengomentari perlu untuk diketahui jika komponen teknologi yang digunakan saat ini banyak mengandung timah. Sumber daya lain selain timah, yang menarik perhatian Menteri Sandi yaitu mineral ikutan zircon.
“Zircon juga bahan utama pembuatan baterai ya,” ujarnya seraya mengajak untuk menyadari potensi milik Babel.
Sepanjang tournya hingga ke mini theater yang juga menjadi fasilitasi di Pusat Informasi Geologi ini, Menteri Sandi mengaku belajar wisata edukasi. Berbagai aktivitas Badan Pengelola Geopark Belitong ia diperoleh di sini.
“Ini saya sudah pernah kunjungi, ini juga sudah, ini sudah,” katanya sambil menunjuk Peta Geosite Geopark Belitong.
“Saya ingin sekali ke Tebat Rasau, kawasan dan aktivitas mereka masuk dalam Jalur Rempah Indonesia,” katanya menambahkan saat membaca Tebat Rasau.
Dalam pengelolaan geosite yang sebanyak ini dimiliki Belitong, dilaporkan oleh Kepala Badan Pengelola Geosite Belitong, tentu mengalami beberapa kendala, perlu pendampingan dan dukungan banyak pihak.
Menanggapi ini, Menteri Sandi sangat terbuka untuk bersama berkolaborasi melibatkan berbagai organisasi di Belitung. Mulai dari Gekraf yang merupakan organisasi asuhan Kemenparekraf, hingga organisasi independen lain yang sebenarnya selalu terbuka, termasuk masyarakat sendiri.
“Seharusnya tidak ada kendala, yang ada hanya peluang,” ungkapnya menyemangati.rill/(wa)