Belajar Daring Akibatkan Anak Putus Sekolah

MUNTOK, LASPELA — Sekolah di Kabupaten Bangka Barat (Babar) sudah mulai melakukan penerapan Pembelajaran Tatap Muka (TPM) yang dimulai sejak tanggal 4 Januari 2022 lalu, dimana sebelumnya dilakukan sistem pembelajaran Daring akibat pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka Barat, Rukiman mengungkapkan pembelajaran daring memberikan dampak negatif kepada pelajar, dimana anak berstatus pelajar malah pergi bekerja di Tambang Inkonvensional (TI).

“Daring yang di rumah ini jaringan masih susah, gawai belum tentu ada, orang tua susah mendampingi jadi banyak kendala. Apalagi sekarang musim banyak TI, jadi kalau anak daring khawatir pada ke sana (kerja TI),” ungkapnya, Selasa (18/1/22).

Rukiman mengatakan sulitnya pengawasan terhadap para pelajar, diakuinya memang menjadi permasalahan namun pihaknya berharap peran aktif orang tua.

“Karena pandemi kelemahan daring yang dikhawatirkan ya ini tadi anak tanpa orang tua yang tidak selalu mendampingi khawatir anak larinya ke sana (TI). Semua anak yang jaman pandemi keenakan, kami tarik kembali diharapkan semuanya berada di sekolah,” katanya.

Rukiman menyampaikan intruksi kepada para kepala sekolah pun sudah dilakukan, mengingat pentingnya peran sekolah dalam melakukan berbagai bimbingan terhadap para pelajar.

“Sudah kami himbau selama pandemi dia keenakan di TI itu, jangan sampai putus sekolah harus diajak baik itu lewat orang tua atau gurunya untuk ke sekolah,” katanya.

Sementara itu untuk jumlah siswa yang putus sekolah selama pandemi Covid-19, Rukiman tidak menjelaskan secara rinci, namun mengakui ada siswa yang putus sekolah selama pandemi.

“Akibat pandemi tapi gak banyak, sekitar satu atau dua orang saja. Itu pasti ada tapi ini di seluruh kabupaten Bangka Barat, jadi bukan di setiap sekolah,” ucapnya.

Mengantisipasi anak putus sekolah sejumlah layanan sekolah seperti di bidang konseling akan dimaksimalkan, agar para siswa mendapatkan pemahaman dalam dunia pendidikan.

“Kita ketat, artinya ini tugas bimbingan konseling, bimbingan karir, bimbingan penyuluhan inilah gunanya mereka. Jadi ketika anak itu sedang mengalami hal seperti itu, merupakan tugas guru-guru itu,” katanya. (Oka)