KOBA, LASPELA– Masyarakat Desa Penyak Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menggantungkan hidupnya dari menambang pasir timah membakar pos perusahaan milik PT Mitra Stania Prima (MSP) dipicu adanya penambahan jumlah anggota pengamanan oleh PT MSP, Selasa (11/01/2022).
Kepala Desa Penyak, Sapawi membenarkan bahwa aksi spontan masyarakat dipicu adanya kedatangan dan penambahan anggota keamanan yang dilakukan PT MSP sehingga masyarakat menjadi panik dan geram.
“Sebenarnya yang menjadi pemantiknya adalah adanya personil keamanan yang diduga Brimob dan bertambahnya jumlah mereka yang didatangkan dari Mapur dan Kemingking,” kata Sapawi, Rabu (12/1/2022).
Ia menambahkan selain hal tersebut, masyarakat juga sudah berulangkali mengajukan permohonan untuk memperhatikan kesejahteraan mereka kepada PT MSP namun tidak pernah di tanggapi.
“Masyarakat meminta diperhatikan pun tidak pernah ditanggapi dan selalu jawabannya masih menunggu dari pusat,” katanya.
Ia menambahkan aksi spontan tersebut terjadi dan sampai masyarakat setempat menuntut agar PT MSP angkat kaki dari desanya, karena dinilai kurang memberikan kontribusi terhadap desa.
“Sebelumnya masyarakat pernah melakukan aksi demonstrasi spontan juga dan mereka minta PT MSP menaikkan pembelian harga timah ditambah masalah akses jalan, masalah retribusi, dan lainnya cuma aksi spontan sebelumnya tidak ada pembakaran kalau yang kemarin terjadi karena memang masyarakat sudah geram,” katanya.
Sapawi mengungkapkan pada hari ini Rabu (12/01/2022) akan ada audiensi antara pihak terkait.
“Memang betul rencananya hari ini akan ada audiensi, yang diundang tokoh masyarakat, tokoh agama, kolektor, dan pihak perusahaan. Undangan ini dilakukan oleh kepolisian,” kata Sapawi.
Kapolres Bangka Tengah, AKBP. M. Risya Mustario, S.IK, SH, MH menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyidikan atas peristiwa ini.
“Memang betul, ada kejadian tersebut dan kita masih dalam proses penyidikan dan semuanya biarkan tim penyidik bekerja,” kata AKBP Moch Risya.(Jon)