MUNTOK, LASPELA — Curah hujan dan gelombang yang tinggi, disertai cuaca yang tidak menentu membuat nelayan di Perairan Muntok, Kabupaten Bangka Barat (Babar) mengurangi aktivitas melaut.
Disampaikan salah satu nelayan, Tao, keadaan seperti ini sangat berdampak pada penghasilan mereka yang berkurang drastis karena tidak bisa melaut dengan sempurna, ditambah rasa khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
Tao yang tergabung di Kelompok Nelayan Jaya Mandiri mengatakan, sudah hampir dua pekan terakhir tidak beraktivitas karena kondisi memang tidak memungkinkan. Dipaksakan untuk mencari ikan pun tidak pulang modal, dan terpaksa harus angkat perahu menunggu cuaca normal untuk melaut.
“Cuacanya parah bener, tinggi gelombang sekitar satu meter lebih, jadi untuk kita nelayan kecil ini susahlah untuk melaut. Untuk penghasilan turun 70 persen lah, biasa kita dapat 200 ribu, sekarang per hari cuma dapat 60 ribu, atau 50 ribu, tidak pulang modal untuk minyak,” ungkapnya, Kamis (16/12/21).
Sementara itu, Abdul Hamid nelayan di Pesisir Pantai Batu Rakit Muntok, mengatakan masih pergi untuk melaut namun jarak yang dikurangi, yang biasa agak ke tengah sekarang hanya beberapa kilometer dari pesisir.
“Bulan-bulan ini memang cuaca buruk dan gelombang air laut besar, jadi kami nelayan yang kecil-kecil ini susah untuk ke laut. Kalau jadwal mancingnya dari sore ke pagi, ya jelas tidak berani ke tengah, karena tinggi gelombangnya itu sekitar satu setengah meter,” katanya.
Kepala BPBD Bangka Barat, Achmad Nursyandi mengimbau nelayan di Bangka Barat untuk berhati-hati saat melaut, bahkan meminta nelayan untuk menunda aktivitas melautnya, hingga cuaca kembali membaik yang diperkirakan Bulan Februari 2022 mendatang.
“Kepada nelayan kami imbau untuk melihat situasi angin maupun gelombang laut. Karena berdasarkan data angin dan gelombang, masih cukup tinggi dan kencang. Jadi berhati-hati, kalau bisa ditunda ya ditunda dulu, sampai bener-bener aman,” katanya. (Oka)