“Babel memiliki sumber daya alam dengan berbagai variasi pangan. Ketersediaan pangan menjadi hal yang pokok. Karena dengan pola diversifikasi pangan, masyarakat punya pilihan atas pangan dan harapannya pangan yang dipilih masyarakat merupakan non beras. Nasi Aru yang terbuat dari singkong bisa menjadi pilihan,” ungkap Kabid Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kemas Irfani Rahman.
Dijelaskan Ahli Gizi Poltekkes Kemenkes Rahmawati, bentuk pangan yang diperhatikan tidak hanya makronya saja, namun juga dari segi mikro. Masyarakat Babel rata-rata adalah konsumen garam. Nasi Aru memiliki kandungan mikro yang sangat bermanfaat. Nasi Aru memiliki kandungan kalium 10 kali lebih banyak dari nasi putih. Maka, kandungan garam dapat dinetralisir oleh kalium pada Nasi Aru sehingga dapat menghindarkan diri dari berbagai jenis penyakit.
“Kita harus mengedukasi masyarakat bahwa makan ubi atau singkong itu keren. Bahkan nutrisi terbaik pengganti nasi dengan jumlah karbohidrat yang sama bisa didapatkan dari singkong,” jelas Ketua TP PKK Melati.
Leave a Reply