PANGKALPINANG, LASPELA – Pandemi Covid-19 memang telah menghantam semua sektor, tak terkecuali sektor ekonomi. Badan usaha maupun perusahaan banyak berhenti berproduksi sehingga sebagian besar terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi ini juga terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Namun pemimpin Negeri Serumpun Sebalai, dengan cepat beraksi dan berkolaborasi dengan jajaran serta stakeholders agar masalah pengangguran di Babel cepat teratasi.
Upaya tersebut perlahan namun membuahkan hasil, walaupun tidak signifikan tapi angka penggangguran di Babel dapat terus ditekan. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, SSi, M. Si, dalam rilisnya pada Jumat, (5/11/2021), tingkat pengangguran Kepulauan Bangka Belitung kondisi Agustus tahun 2021 sebesar 5.03 persen. Dibandingkan Agustus 2020 dan Februari 2021, kondisi pengangguran di Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan, yaitu turun sebesar 0,22 poin persen (turun sebanyak 1.580 orang) jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2020 dan turun sebesar 0,01 poin persen (turun sebanyak 1.005 orang) jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2021.
Angka tersebut masih di bawah angka tingkat pengangguran nasional yaitu sebesar 6,49 persen, di mana tingkat pengangguran terendah secara nasional berada di Provinsi NTB dan Gorontalo yaitu sebesar 3,01 persen dan tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 9,91 persen.
Retno juga menjelaskan tren menurunnya tingkat pengangguran ini sejalan dengan upaya perbaikan ekonomi yang terus berkelanjutan. Penurunan jumlah pengangguran di Kepulauan Bangka Belitung pada Agustus 2021 salah satunya dikarenakan adanya peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertambangan, yaitu meningkat sebesar 5,44 persen atau sebanyak 38.317 orang dibandingkan kondisi Agustus 2020.
Selain sektor pertambangan, kenaikan jumlah penduduk yang bekerja juga terdapat pada sektor perdagangan, akomodasi makan minum, jasa pendidikan, aktivitas kesehatan, jasa keuangan, jasa perusahaan dan jasa komunikasi. Sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan jumlah pekerja dengan tingkat yang bervariasi.
Berdasarkan statusnya, Retno menuturkan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan mengalami peningkatan terbesar, yaitu 1,49 persen atau meningkat sebanyak 11.115 orang. Selain itu pekerja dengan status berusaha sendiri juga mengalami kenaikan sebanyak 7.065 persen atau meningkat sebesear 0,95 persen.
“Namun jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya, pekerja di Kepulauan Bangka Belitung masih didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 42,71 persen (299.569 orang), dan terendah berada jenjang universitas yaitu sebesar 8.48 persen atau sebanyak 59.511 orang,” jelasnya.
Hal yang sama dikemukakan, Plt. Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Babel, Ahmad Yani, bahwa penurunan tingkat pengangguran di Babel seiring dengan pertumbuhan ekonomi Babel yang terus menunjukkan tren kenaikan.
“Pertumbuhan ekonomi Babel Triwulan 3 (y-on-y) berada di 6,11 persen. Kita tertinggi di wilayah Sumatera,” ujarnya.
Kenaikan ini tentunya membuka kesempatan kerja bagi angkatan kerja ataupun lapangan pekerjaan sudah mulai terbuka khususnya lapangan kerja informal.
“Kondisi ini didorong karena program pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya di Babel. Membaiknya perekonomian global mengakibatkan naiknya harga komoditas unggulan Babel di pasar dunia, khususnya tambang dan sektor pertanian. Harga timah yang tinggi membuat ekonomi Babel kembali bergairah, belum lagi harga sawit, lada, dan karet terus membaik,” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon selularnya.
“Kenaikan harga komoditas pertanian, membuat masyarakat yang dulunya menganggur kini kembali mengurus lahan yang ditinggalkan. Peluang ini tentunya membawa multiplier efek ke semua sektor, selain terbukanya lapangan kerja, daya beli masyarakat juga meningkat, akibatnya semua sektor usaha kembali berdenyut,” tambahnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, capaian ini tidak terlepas dari upaya Pemprov. Babel melalui Gubernur Erzaldi Rosman beserta jajarannya.
“Tentunya tidak terlepas dari dukungan masyarakat Babel. Kolaborasi dan sinergi pemerintah dan masyarakat kita ketahui telah membuahkan hasil. Provinsi Kepulauan Babel menempati urutan keempat terendah setelah Bali, DKI, dan Kalimantan Selatan jika dilihat dari persentase jumlah penduduk miskin di Indonesia,” ungkapnya.
Untuk ke depan, dikatakannya, Gubernur Erzaldi terus berkomitmen menyiapkan SDM unggul di Babel. Kenapa dari sekarang? Karena kita akan menghadapi bonus demografi.
“Karenanya sekarang gencar dilakukan kerja sama di bidang pendidikan, seperti baru-baru ini dengan UNY dan SMU Taruna Magelang. Tidak hanya itu, Pemprov. Babel juga membuka kesempatan magang di Jepang, Cina, dan Korea. Itu semua untuk mempersiapknn SDM unggul di Babel. Diharapkan SDM unggul ini tidak hanya menjadi pekerja, tetapi siap untuk menciptakan lapangan pekerjaan agar nanti usia produktif di Babel ini tidak ada lagi yang menganggur,” paparnya.
Di sektor pertanian juga terus didorong dengan memberikan stimulus berupa KUR, bibit, pupuk,pelatihan, pendampingan, hingga menggaet investor dalam dan luar negeri.
“Terlebih lagi Kepulauan Bangka Belitung menjadi pilihan investor untuk pengembangan komoditi udang Vaname,” tambahnya.
Di sektor pariwisata juga menurut Yani, kini mulai menggeliat. Gebrakan-gebrakan gubernur di sektor ini terus dilakukan, seperti pengadaan event pariwisata dan menambah rute penerbangan menuju Babel.
“Kebijakan terutama di sektor pariwisata membuat membuat sektor usaha mulai memiliki daya ungkit yang besar kepada sektor-sektor ekonomi yang lainnya,” pungkasnya.rill/(wa)