banner 728x90

Kawasan Ekosistem Esensial Sebagai Benteng Wujudkan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Basel

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine


Oleh: Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) berbasis Pesisir Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Bangka Selatan menjadi peluang luar biasa ketika Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan sebagai Kawasan Pariwisata Andalan atau Key Tourism Area di Provinsi Bangka Belitung setelah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Belitung.

banner 325x300

Bahkan Kawasan Pariwisata Andalan dalam materi teknis penyusunan Integrated Tourism Masterplan (ITMP) Provinsi Bangka Belitung diprakarsai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didampingi oleh Bappenas RI.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbang) Bangka Selatan, Herman mengatakan tidak hanya potensi pariwisata di area teresterial mainland saja, namun potensi estuarin Sea and Small Islands atau laut muara dan pulau – pulau kecil menjadi kekuatan potensi yang tidak bisa dipisahkan.

“Tentunya penetapan Kabupaten Bangka Selatan sebagai kawasan pariwisata andalan ini sangat beralasan mengingat keberadaan pulau-pulau kecil dengan kekayaan keanekaragaman hayati, panorama pesisir dan karakteristik sosial budaya masyarakat yang unik dan spesifik,” kata Herman, Sabtu, 6 November 2021.

Sebagai konsekuensi, lanjut dia dari penetapan kawasan pariwisata prioritas yang mengandalkan potensi pesisir pulau-pulau kecil, pembangunan pariwisata baik sektor sarana prasarana, aksesibilitas dan konektifitas sebagai infrastruktur pendukung dasar pariwisata akan segera hadir melalui komitmen perencanaan yang tentunya akan disepakati oleh pemangku kepentingan bahkan para pengambil kebijakan.

“Di titik inilah ada yang menarik untuk kita jadikan diskusi yang intensif, bagaimana para pengambil kebijakan atau entitas perencana merumuskan perencanaan, sejauh mana pertimbangannya dari segala aspek yang berdampak terhadap pembangunan dan keberpihakan terhadap keberlanjutan biofisik wilayah dan sosiokultural masyarakat yang terdampak akibat dari pembangunan pariwisata yang akan dilakukan,” sebut dia.

Ia mengungkapkan tentu inilah yang menjadi entry point atau titik masuk dari tourism development atau pengembangan pariwisata. Menurut dia, tentu bukan atau jauh dari pesimis terhadap segala dampak dari aksi-aksi pembangunan yang akan dilakukan.

“Sudah sepatutnya kita harus memberikan masukan kepada para pengambil kebijakan agar pembangunan yang nanti dilakukan benar-benar berpihak kepada keberlanjutan lingkungan, keharmonisan hubungan sosiokultural dan tetap mempertahankan segala keunikan yang ada,” ungkap dia.

Menurut dia, jika hal ini dilakukan oleh para entitas perencana yang memiliki otoritas keilmuan dan kesadaran akan segala bentuk konsekuensi dari aksi-aksi pembangunan dan juga sebagai entitas yang memberikan masukan kepada para pengambil kebijakan dari berbagai referensi dan bukti konkret di lapangan.

“Kita sangat tidak asing lagi melihat bagaimana dampak dari aksi-aksi pembangunan versus lingkungan. Kita seringkali sengaja maupun tidak sengaja bermazhab positivistic yang selalu mendewakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah segala-galanya,” ujar dia. (Pra)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version