Menurut Hasto, data PK21 mampu memetakan keluarga sasaran yang berisiko melahirkan anak dalam keadaan stunting seperti keluarga sasaran dengan penapisan keluarga pra sejahtera, sanitasi, akses air bersih, rumah tidak layak huni dan pendidikan ibu yang rendah.
Dari pengumpulan data, kata Hasto, jumlah keluarga yang berhasil terdata sebanyak 68.478.139 keluarga atau sebesar 102 persen, dari jumlah yang sebelumnya ditargetkan yakni 66.828.571 keluarga.
“Berkat kader kita bisa mendata 68 juta KK, selama pandemi. Ini sangat luar biasa, saya berterima kasih kepada kader,” ujarnya.
“Untuk jumlah Kartu Keluarga (KK) diestimasikan secara nasional di tahun 2020 sebanyak 80 juta warga. Karena itu, yang dicapai BKKBN sebanyak 68 juta ini sudah di atas 80 persen,” tambahnya.
Ia menambahkan PK21 ini merupakan kegiatan pengumpulan data mikro tentang data kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga. Ini juga termasuk data anggota keluarga yang dilakukan masyarakat secara bersama-sama.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode sensus, dimana kader mendata seluruh keluarga yang menjadi target sasaran pendataan di Indonesia dengan melakukan kunjungan rumah ke rumah. Sebanyak 30 persen mengunakan formulir, dan 70 persen menggunakan smartphone.
Leave a Reply