Hasil PISA, Jadi Acuan Tingkatkan Kualitas SDM Babel

PANGKALANBARU, LASPELA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menyampaikan bahwa Programme for International Student Assessment (PISA) merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari assessment nasional, sehingga hasilnya akan dijadikan acuan dan strategi untuk melakukan perubahan dan inovasi ke arah yang lebih baik.

“Hal ini bertujuan agar kualitas SDM kita sejajar dengan provinsi lainnya yang sudah maju di bidang pendidikan, seperti DKI Jakarta dan DIY Yogyakarta,” ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam pelatihan peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan Training of Trainer (ToT) PISA di Hotel Grand Vella, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (3/11/2021).

Di hadapan 203 perwakilan guru SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se-Babel, gubernur menuturkan bahwa suatu hal yang sangat di luar dugaan, Babel bisa berpartisipasi pada program PISA, di samping kita mendorong untuk terlibat,  Pemerintah Pusat juga sudah mempertimbangkan setelah melihat begitu pesatnya perkembangan dunia pendidikan di Bumi Serumpun Sebalai.

“Tak banyak daerah yang memiliki kesempatan seperti kita, saya ibaratkan siapa yang bisa menempatkan posisinya pada waktu, saat, dan cara  yang tepat, Insya Allah akan menjadi pemenang, begitu pun sebaliknya, mereka akan semakin terpuruk,” ungkapnya.

Sejumlah problematika dunia pendidikan di Babel juga sempat disinggung gubernur, seperti banyaknya jumlah siswa-siswi yang terpaksa harus drop out dikarenakan hamil di luar nikah ditambah dengan terpaan badai ekonomi akibat pandemi. Hal tersebut ia sikapi secara serius dengan memberikan sejumlah kebijakan.

Terbukti, hampir semua komoditi naik, berimbas pada pertumbuhan sektor ekonomi dan peran serta siswa Babel dalam PISA juga merupakan hal penting, karena di dalamnya difokuskan pada tiga hal yakni matematika, sains, dan literasi.

Khusus literasi juga diakui gubernur sangat penting, Ia mencontohkan BPS baru saja merilis data garis kemiskinan di Indonesia, dan Babel menempati urutan ke-4 tertinggi se-Indonesia, setelah Bali, DKI Jakarta, dan Kalimantan Selatan dengan capaian 752.203.

“Garis kemiskinan tertinggi itu bagus, artinya susah mencari miskin di Babel, namun hal itu salah kaprah ditanggapi oleh sebagian orang,” jelasnya.

Terkait PISA, gubernur menyinggung program ini harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pihak Pemprov. Babel. Hal ini dikarenakan siswa yang mengikuti program tersebut harus berusia 15 tahun yang merupakan jenjang SMP/Mts yang mana merupakan domain kabupaten/kota.

Berbagai langkah Pemprov. Babel untuk memajukan sektor pendidikan juga dibeberkan gubernur, seperti di SMK dengan mendirikan BLU yang bertujuan mengembangkan teaching factory -nya yang digunakan untuk pemeliharaan dan pengembangan SMK tersebut, dan baru-baru ini Pemerintah Pusat mengadopsi hal serupa untuk diterapkan di seluruh SMK di Tanah Air.

Kepada para guru, ia berpesan untuk mengubah mindset dalam mengajar dengan mengedepankan pendidikan karakter kepada para siswa serta harus kreatif dan inovatif.

“Sepengalaman menjabat, saya paling sering mengunjungi perkebunan dan sekolah, saya melihat kalau kepala sekolah inovatif dan kreatif, guru juga akan kreatif, dan muridnya akan meneladani sifat mereka yang menghasilkan SDM yang unggul dan berdaya saing ,” pungkasnya.rill/(wa)