banner 728x90

Kominfo RI Gelar Webinar Literasi Digital Media Sosial

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

BANGKA SELATAN, LASPELA– Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melaksanakan webinar bertajuk “LITERASI DIGITAL DI MEDIA SOSIAL” di Kabupaten Bangka Selatan, Kamis (14/10/2021).

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

banner 325x300

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. “Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Para Pendidik dan peserta didik wilayah kabupaten Bangka Selatan. Webinar kali ini diisi oleh para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni
Narasumber,  Ali Mansur, MA (Akademisi Politik Hukum  dan Filsafat Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta),  Dr. Tantan Hermansah, M.Si. (Ketua Prodi Magister KPI UIN Jakarta dan Direktur Pendidikan dan Inovasi Yayasan Syahid Jakarta), Ponco Hardiyanto, S.Pd., M.Pd. (Kepala SMP N 1 Kec. Tukak Sadai, Kab. Bangka Selatan),  Ferdiana, S.I.kom, M.I.Kom (Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STISIPOL Pahlawan 12 Bangka) Moderator,  Hikmatuan Hasanah dan Key Opinion Leader @ratihab (Founder @yourpersonalmodel).

Narsum pertama Tatan Hermansyah memaparkan nyaman medsos aman hidup yakni fungsi media sosial, sosial jejaring, ekonomi (pemasaran, branding),  budaya (membangun wacana)  dan pengetahuan dan informasi (berbagi atau mencari ilmu).  Kelebihan dan kelemahan medsos yakji sederhana, mumpuni, janhkauan luas dan kelemahan bisa larut, banyak pihak yang mengancam, informasi yang keliru dan rawan hoaks.

Membuat konten untuk medsos yakni sesuaikan temanya, produksi sendiri, tidak membuat hoaks, tidak memproduksi yang menyinggung SARA,  konsisten. Cara aman bermedia sosial yaitu awali dengan niat baik, siapkan email khusus untuk medsos, buat akun sebagai identitas diri, buat password yang kuat, buat strategi dalam mengisi ruang medsos (waktu, substansi, foto, dsb), batasi menghamburkan data pribadi, jangan sembarang menerima pertemanan, tidak memproduksi dan atau menyebarkan hoaks, tidak membuat sampah di dunia maya dan posting yang penting (bukan yang penting posting).

Narsum kedua Ali Mansur memaparkan, Media sosial yang manusia sebagai makhluk sosial,  sangat bergantung pada sesama dalam memenuhi kebutuhan, tidak dapat hidup sendiri,  dibutuhkan kolaborasi kerjasama keterhubungan, media sosial realitas baru, harus wajib terlibat, bagian dari perkembangan digital, bukan ruang hampa. 

Sampah dunia digital yakni cyber bullying, disinformasi /hoax, doxing/shared data /intimidasi, hacking/meretas dan impersenator/tiru/mengecoh. Tiga pendekatan bersihkan dunia digital yakni hulu (peran pemerintah dalam mengedukasi dan meningkatkan kecerdasan digital, menyempurnakan regulasi), Perbanyak orang terpapar literasi digital/ tingkatkan index literasi digital,  hilir (penegakan hukum,  mengontrol/memantau konten negatif.

Harapan ruang digital bersih, sehat, produktif, beretika.  Dan nilai nilai luhur pancasila akan mewarnai dunia digital indonesia. Jaga ruang media sosial pengguna internet secara bijak dan sesuai dengan etika atau norma yang berlaku, tanpa membahayakan keamanan diri sendiri ataupun orang lain.

Bijak internet bermedsos yaitu atur waktu (time manajemen) tubuh juga punya hak istirahat,  tentukan tujuan bermedia sosial, jaga dan lindungi privasi dan keamanan, cermat, cerdas, bangun sikap positif.

Narsum ketiga Ponco Hardiyanto memaparkan,  Etika dalam Ruang Digital (Media Sosial),  Media sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi berbasis internet. Platform media sosial memungkinkan pengguna untuk melakukan percakapan, berbagi informasi, dan membuat konten web. Ada banyak bentuk media sosial, termasuk blog, blog mikro, wiki, situs jejaring sosial, situs berbagi foto, pesan instan, situs berbagi video, podcast, widget, dunia maya, dan banyak lagi.

Perlunya literasi dan etika digital, Data disampaikan oleh Kementerian Perhubungan dan Informatika menyebutkan ada sebanyak 800 ribu website di Indonesia yang terindikasi menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. Selain ujaran kebencian, penjahat lain Tindakan yang sering dilakukan adalah cyberbullying. Data diperoleh dari kepolisian menunjukkan ada 225 ujaran kebencian kejahatan yang tercatat pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2019 terdapat 101 kasus ujaran kebencian dan pencemaran nama baik, total 1.271 kasus. Sedangkan pada tahun 2020 terdapat 657 kasus pencemaran nama baik .

Narsum keempat Ferdiana memaparkan MENJADI MASYARAKAT DIGITAL YANG PINTAR Yakni Budaya Digital : merupakan hasil olah pikir, kreasi dan cipta karsa manusia berbasis teknologi internet. Benturan budaya (clash of civilization) Contoh : kebiasaan tradisional menyampaikan simpati melalui komunikasi langsung kini hanya dengan like (jempol) atau sekedar menyematkan emoticon. Bahkan akan ada saatnya silahturahmi tatap muka langsung akan digantikan dengan silahturahmi virtual dengan alasan kesibukan dan menghabiskan waktu.

Lalu, bagaimana menjadi masyarakat digital yang pintar? Yakni bijak memilih kata dalam medsos, tidak termakan berita hoax, bijak dan dewasa mengumbar hal pribadi di medsos, belajar hal baru yang positif.

Sementara para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber,  dan ada 4 orang penanya yang beruntung dalam webinar kali ini.

Webinar ini merupakan rangkaian ke dua belas webinar yang akan diselenggarakan di wilayah kabupaten Bangka Selatan selama 2021.(*)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version